Pengerajin Bambu di Denpasar Kelimpungan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kenaikan harga sejumlah bahan baku kerajinan, menyebabkan perajin bambu di Denpasar kelimpungan. Pasalnya, kenaikan harga bahan baku ini berdampak pada kenaikan biaya produksi sehingga secara langsung memberatkan calon konsumen.
Gede Astika, salah satu perajin bambu di Denpasar, mengeluhkan naiknya harga sejumlah bahan baku, seperti bambu dan cat. Kenaikan bahan baku ini mencapai 25% hingga 30%. Misalnya, harga bambu dari sebelumnya Rp. 3.000 per batang menjadi Rp. 4.000 per batangnya.
Dengan kenaikan harga ini, otomatis mempengaruhi biaya produksi. Dampaknya, tentu saja harga jual pun meningkat. Hal inilah yang menyebabkan minat calon konsumen menurun.
Lebih lanjut Gede Astika mengatakan, penurunan omzet penjualan cukup drastis. Jika sebelumnya ia bisa mengekspor beragam kerajinan bambu seperti Wind Champ sebanyak 3.000 buah per bulannya, kini ia hanya bisa mengekspor 2.000 buah per bulannya. Astika khawatir jika kenaikan harga bahan baku ini terus berlanjut, akan mengakibatkan kerugian lebih besar.
“Sekarang ini saya sulit sekali mendistribusikan barang. Kalau dulu saya bisa mengekspor sampai 3.000 buah, sekarang dapat 2.000 saja sudah syukur. Kalau harganya tidak dinaikkan, saya pasti rugi. Semuanya jadi serba sulit,†keluh Astika.
Terkait hal itu, Astika berharap Dinas Perindustrian dapat memberikan perhatian kepada para perajin, karena hinga saat ini Astika dan beberapa perajin bambu lainnya mengaku belum pernah mendapatkan pembinaan dari Dinas Perindustrian. (psk)
Reporter: bbn/sas