Museum Manusia Purba Gilimanuk
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Sejak tahun 1963 ahli prasejarah Indonesia Drs. R.P. Soejono melakukan penelitian dan penggalian secara berkelanjutan hingga tahun 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk tersebut, diduga bahwa lokasi Museum saat ini merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali.
Museum Manusia Purba Gilimanuk, berdiri di lahan seluas 5 hektar, dengan bangunan berlantai tiga. Masing-masing lantai terdapat benda purbakala yg berbeda-beda. Pada lantai satu terdapat sarkofagus dan kerangka manusia purba. Kerangka manusia purba ini ditemui dalam bentuk atau mengambil posisi menyerupai bayi dalam kandungan. Hal ini dikaitkan dengan kepecayaan saat itu dimana kehidupan manusia terdiri dari tiga siklus, yaitu lahir, hidup dan mati.
Sedangkan pada lantai dua tersimpan tajak perunggu yang digunakan untuk pertanian dan berburu. Tajak ini beserta manik-manik, gerabah dan kapak, dipakai sebagai bekal untuk berburu.
Menurut I Gede Bagus Ketut Ari Susila, koordinator Museum Purba Gilimanuk, tajak perunggu ada dua jenis yaitu berbentuk jantung dan berbentuk lonjong. Tajak ini digunakan sebagai alat bercocok tanam dan berburu. Disamping itu, tajak juga dipakai sebagai bekal kubur. “Orang yang meninggal dibekali tajak, karena kepercayaan jaman dahulu, setelah meninggal masih ada kehidupan di alam roh,” ungkap Ari Susila.
Sementara itu di lantai tiga Museum dijumpai perlengkapan dapur seperi gerabah, piring, kerang serta aksesoris seperti manik-manik dan anting, Penemuan kerang menandakan bahwa jaman perundagian tersebut tersebut, manusia telah mengkonsumsi kerang
Benda-benda purbakala tersebut diperkirakan berasal dari jaman perundagian sekitar tahun 600 sebelum masehi hingga 800 tahun setelah masehi. Keberadaan benda-benda tersebut ditemukan di daerah gilimanuk pada areal seluas sekitar 20 hektar.Museum Manusia Purba ini selain dikunjungi untuk penelitian, juga kerap dikunjungi para siswa ketika musim liburan. Tentunya diharapkan masyarakat bisa lebih memberdayakan keberadaan musium ini. (Gus)
Reporter: bbn/ctg