Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Tempat Tukik Dari Gubug Reot

Sabtu, 8 November 2008, 19:34 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih yang berdiri tahun 1997 mengalami kesulitan dana operasional untuk menyelamatkan berbagai spesies penyu yang hampir punah. Padahal kelompok pelestari penyu satu-satunya di Jembrana yang berlokasi di Desa Perancak, telah berhasil menyelamatkan ribuan telur penyu untuk ditetaskan menjadi tukik yang siap dilepaskan ke habitat aslinya.

 

I Ketut Tirta, ketua kelompok, Sabtu (8/11) mengatakan, dana operasional yang diberikan oleh Pemkab Jembrana dan Pemprop Bali yang totalnya sebesar Rp.25 juta setahun tidak cukup untuk menyelamatkan telur-telur penyu yang kian lama kian bertambah.

"Dana tersebut kita gunakan untuk merawat sarang buatan yang tiap sarang berisi 100-140 butir telur yang siap ditetaskan, untuk pakan tukik sebelum dilepaskan ke habitat asalnya dan biaya pengganti untuk telur penyu yang ditemukan oleh masyarakat yang nilainya Rp. 1.000 per butir," terangnya.

Menurut Tirta, dalam setahun kelompoknya memerlukan biaya operasional sebesar Rp. 84 juta untuk merawat ribuan butir telur yang siap ditetaskan. "Lantaran kekurangan dana operasional, bangunan untuk merawat tukik yang baru menetas masih menggunakan bahan seadanya sehingga terlihat seperti gubuk reot,"ujarnya.

 

Selama ini, kata Tirta, untuk menutupi kekurangan biaya operasional itu, kelompok yang beranggotakan 14 orang melakukan terobosan dengan melakukan pola bapak asuh atau adopter kepada telur-telur penyu yang akan ditetaskan. "Setiap adopter, kita kenakan biaya Rp. 500 ribu untuk 1 sarang. Biaya ini digunakan untuk merawat sarang buatan dan tukik yang baru menetas atau selama menunggu tukik itu benar-benar siap dilepas

"Saat ini kebanyakan adopter adalah turis asing terutama Australia, namun bantuan mereka belum cukup karena saban tahun jumlah telur yang masuk ke tempat kami terus bertambah,"terangnya. 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/dey



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami