Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Jembrana Jawara PHBS Nasional

Negara

Selasa, 10 Februari 2009, 20:22 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kembali, Jembrana menorehkan prestasi yang fenomenal. Betapa tidak, dalam survey dan evaluasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat rumah tangga yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dengan menggandeng konsultan MADEP (Multi Area Desentralisasi Pembangunan) menempatkan Jembrana pada posisi jawara dari 50 kota/kabupaten se Indonesia yang disurvey dan dievaluasi perkembangan PHBSnya.

Dalam survey yang dilakukan tanpa pemberitahuan kepada pihak pemerintah kota/kabupaten setempat digunakan 10 indikator penilaian yang menggambarkan penerapan PHBS di Rumah Tangga. Kesepuluh indikator tersebut adalah tenaga kesehatan persalinan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, penimbangan balita, penggunaan air bersih, cuci tangan, jamban sehat, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan tidak merokok.

Hasil survey dan evaluasi tersebut menempatkan Jembrana pada posisi jawara dengan nilai kumulatif 21,69 mengalahkan Kota Salatiga dan Kabupaten Gianyar yang berada di posisi kedua dan dengan nilai kumulatif masing-masing 20,63 dan 18,34. Bahkan, prosentase yang diraih Jembrana untuk PHBS rumah tangga mencapai 80 persen lebih dan jauh melampaui target nasional yang hanya 65 persen pada tahun 2010.

Bupati Jembrana, I Gede Winasa ketika dikonfirmasi beritabali.com, Selasa (10/2) mengungkapkan, keberhasilan tersebut merupakan buah dari kerja keras Pemkab Jembrana bersama masyarakat dalam melaksanakan salah satu program unggulan yang pro dengan rakyat terutama di bidang kesehatan.

"Ini buah dari kerja keras yang dilakukan masyarakat Jembrana dalam menjalankan program kesehatan," ujarnya. Menurut Winasa, sejatinya berbicara kesehatan tidak lepas dari 4 indikator yang mempengaruhinya yakni keturunan/genetika, lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku manusianya.

"Dari keempat indikator tersebut hanya faktor keturunan yang tidak bisa kita intervensi dengan program kesehatan yang telah kita susun," terangnya. Lanjutnya, dalam aplikasinya ketiga faktor tersebut kita awali dari sesuatu yang sederhana, misalnya sebelum masuk ke ruang kelas semua siswa diperiksa kerapian maupun kebersihan pakaiannya termasuk kuku dan rambut.


"Kita memulai dari penanaman disiplin kepada anak-anak sehingga kelak akan terbawa terus hingga dewasa," terangnya. Selain itu, terobosan membebaskan biaya pengobatan juga merangsang masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatannya. "Kalau sudah rajin cek kesehatan, tentunya penyakit yang gawat bisa dideteksi secepatnya sehingga penanganannyapun bisa segera," terangnya. 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/dey



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami