Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Ngurah Pemecutan Segera Terbitkan Buku

Rabu, 24 Juni 2009, 20:23 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Lukisan sidik jari terancam kehilangan generasi penerusnya. Pasalnya hingga saat ini pelukisnya hanya ada satu-satunya di bahkan di dunia yang sekaligus juga sebagai perintisnya, yakni Gusti Ngurah Gede Pemecutan (73).



Ngurah Pemecutan sendiri mengaku belum ada orang lain yang mau menekuni karya lukis yang proses pembuatannya dibuat dengan sentuhan atau tekanan ujung jari tangan. Padahal model atau corak lukisan ini sangat unik dan langka, dan dijamin sulit dipalsu oleh oknum-oknum yang suka melecehkan hak cipta. Menyadari terancam musnahnya lukisan sidik jari di masa-masa datang, Ngurah Pemecutan pun punya kiat jitu dalam mewariskan ilmu melukis dengan sidik jari tersebut.

 



"Saya segera akan menerbitkan buku tentang 'Cara Belajar Melukis dengan Sidik Jari'," ujar Ngurah Pemecutan, Rabu (24/6). Saat ini, buku itu dalam proses penyelesaian. Bahkan dia sudah mengusahakan mendapatkan sambutan dari Kepala Disdikpora Provinsi Bali, Rektor ISI Denpasar, dan Dekan Seni Rupa ISI Denpasar, untuk dimuat di dalam buku tersebut.



Ngurah Pemecutan yakin, dengan media buku itu, seseorang yang benar-benar serius ingin belajar dan menguasai ilmu melukis dengan sidik jari akan dengan mudah mempelajarinya. "Kuncinya asal belajarnya serius, pasti bisa," tandas Ngurah, yang ratusan karyanya dikoleksi orang-orang penting di luar negeri termasuk juga di dalam negeri, antara lain mantan Ibu Negara Filipina, Imelda Marcos. "Lukisan yang dibeli Ibu Imelda berjudul 'Tari Teruna'," ujar Ngurah Pemecutan yang mulai melukis dengan sidik sejak 1967. Berapa harganya? Pemecutan tak mau menyebut angkanya. Bagi dia, harga karya-karyanya tidak dipatok seperti produk massal pabrikan.



"Saya jual lukisan tergantung siapa yang beli. Artinya, apakah dia benar-benar senang atau sekadar beli," terangnya.



Bagaimana kisah lahirnya lukisan sidik jari? Kata Pemecutan, sejak awal sama sekali tak ada rencana melukis dengan sidik jari, tapi hanya kebetulan saja yang muncul dari keisengan ketika merasa gagal melukis Tari Baris. Saat itu, kenang Ngurah Pemecutan, secara iseng menyentuh-nyentuhkan ujung jari telunjuknya yang sudah dilumuri cat ke atas lukisan Tari Baris yang dianggap gagal itu. Tapi sesaat kemudian, setelah istirahat, dia menemukan sesuatu yang indah dan unik dalam lukisan tersebut.



"Jadi lukisan sidik jari sesungguhnya lahir dari kegagalan yang berhasil," kenang Ngurah Pemecutan sambil tertawa.



Lukisan sidik jari diakui relatif rumit, butuh kesabaran, ketelitian dan waktu penyelesaian yang lebih lama. Salah satu lukisannya berjudul 'Perang Puputan Badung' berukuran 3 meter x 1,5 dikerjakan selama 18 bulan. Untuk menyelesaikannya, Ngurah Pemecutan setidaknya harus melakukan sentuhan atau tekanan jari sebanyak 7.500 kali. 

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami