BKSDA Bali Terus Teliti Harimau Hutan Siong
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali hingga kini masih terus meneliti keberadaan harimau di Hutan Siong, di Desa Adat Nagasari, Desa Lumbung Kauh, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.Menurut pihak BKSDA, bukti-bukti yang ditemukan di sekitar lokasi diterkamnya kambing dan anjing milik warga setempat belum kuat untuk menyimpulkan bekas gigitan itu adalah bekas gigitan harimau.
Begitu juga dengan keterangan dari warga yang melihat langsung kejadian tersebut, belum bisa dijadikan dasar kuat untuk menyimpulkan binatang itu seekor harimau.Hal itu diungkapkan oleh Sumarsono, Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bali, Senin (9/8) .Sumarsono yang mewilayahi Denpasar hingga Gilimanuk ini menambahkan, beberapa langkah telah dilakukannya untuk mengungkap keberadaan harimau tersebut.
Diantaranya melakukan pengukuran terhadap jejak yang ditemui di lokasi. Jejak yang ditemui di lokasi belum cukup untuk menyimpulkan itu harimau, jelasnya.Bukti lainya seperti bulu tidak ditemukan, sehingga perlu waktu lagi untuk menyimpulkannya.Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan LSM yang ada di Jawa Timur yang pernah melakukan penelitian mengenai Harimau di Jawa.
Kami juga harus membuka arsip kembali tentang keberadaa harimau Bali yang telah punah tahun 1937 silam, bebernya.Terkait pelepasan anak-anak harimau dilakukan oleh pihak BKSDA seperti informasi yang beredar, Sumarsono menyatakan masih akan melihat arsip yang ada.Kami masih buka-buka file, apakah ada pelepasan anak-anak harimau seperti informasi yang beredar tersebut,tambahnya.
Pihaknya juga akan kembali turun ke lokasi untuk melakukan pemantaun lebih lanjut.Mungkin dua hari kedepan, kita akan turun lagi ke lokasi, untuk menambah bukti-bukti yang ada, pungkasnya.
Reporter: bbn/nod