search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kapolsek Kota Bangli Pindah Jadi Wasit LPI
Selasa, 1 Maret 2011, 21:26 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Seorang anggota polisi yang menjabat sebagai Kapolsek Kota Bangli, Bali, juga berprofesi sebagai wasit sepakbola professional. Karena tidak puas dengan berbagai tekanan dan intervensi di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) di bawah naungan PSSI, wasit bernama Muhamad Taufiq ini kini membelot menjadi wasit Liga Premier Indonesia (LPI).

Dalam kesehariannya, Muhamad Taufiq menjalankan tugas sebagai Kepala Kepolisian Sektor Kota Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Setiap pagi, Taufiq yang berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) ini memimpin apel memeriksa kesiapan sekitar 70 orang anggotanya. Tak hanya rutin memimpin apel pagi di markas polsek, Taufiq juga rutin memeriksa senjata anggota polsek.

Selain menjadi anggota polri aktif, sejak tahun 1996 pria yang hobi olah raga ini juga sudah menjadi wasit sepakbola profesional di bawah naungan PSSI. Dengan kemampuan wasit yang ia miliki, Taufiq sudah berkeliling ke beberapa kota di Indonesia untuk memimpin kompetisi sepakbola professional.

Namun sejak kompetisi Liga Premier Indonesia atau LPI bergulir, Taufiq memutuskan pindah menjadi wasit di bawah naungan LPI. Taufiq beralasan sudah tidak tahan lagi dengan berbagai tindak kecurangan dan intervensi oknum pengurus PSSI terhadap suatu klub saat ia memimpin jalannya suatu pertandingan.

“Saat masih menjadi wasit di bawah naungan PSSI, saya sering diintervensi oknum PSSI. Disuruh ini itu. Jika tidak nurut, saya diancam tidak dipakai lagi untuk memimpin pertandingan,” jelas Taufik. Bentuk intervensi yang dipesan oknum PSSI dan oknum manajer klub antara lain soal pengaturan offside dan pemberian kartu untuk para pemain. Taufiq mengaku sering dipaksa untuk mengatur suatu pertandingan guna memenangkan klub bola tertentu.

“Setelah menjadi wasit LPI saya merasa benar-benar merdeka. Saya bebas memimpin suatu pertandingan tanpa intervensi pihak-pihak tertentu yang mempengaruhi profesionalitas seorang wasit. Sekarang kalau ada pemain yang harus kena kartu merah, ya kasih aja kartu merah. Kalau dulu meski pemain pukul wasit atau wasit bikin stadion rusak karena kepemimpinan yang buruk, aman-aman saja,” beber Taufiq (28/2/2011). Dengan menjadi wasit di kancah Liga Premier Indonesia, Taufiq berharap bisa ikut memajukan dunia sepakbola Indonesia agar lebih diperhitungkan di kancah internasional.

 

“Sudah saatnya PSSI itu berbenah. Karena jika tetap seperti saat ini, maka dunia sepakbola Indonesia akan segitu-segitu saja tanpa ada perkembangan berarti,” pungkasnya.

 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami