search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cartagena, "Surganya" Para Pelaut Mancanegara
Kamis, 11 Agustus 2011, 06:31 WITA Follow
image

flickr/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kota Cartagena Kolombia, tempat  mantan Bendahara Partai Demokrat, M Nazaruddin, ditangkap interpol dan kepolisian Kolombia Minggu (7/8/2011) mendadak terkenal di Indonesia. Selain merupakan kota wisata terkenal, Cartagena juga dikenal sebagai 'surganya' para pelaut mancanegara yang ingin menyalurkan hasrat biologis setelah sekian lama 'puasa' saat berlayar di lautan lepas.

Berikut laporan wartawan beritabali.com, Eka Juni Artawan, yang sempat berkunjung ke kota wisata ini beberapa waktu lalu.

Suasana lokalisasi di Kota Cartagena tidak berbeda jauh dengan yang ada di kawasan Sanur Bali. Bedanya wajah para wanita pekerja seks komersial (PSK) di Cartagena mirip-mirip para pemain Telenovela di televisi. Umumnya lokalisasi di kota Cartagena ini terletak tidak jauh dari dermaga Pelabuhan Cartagena. Tempat seperti ini biasanya dimanfaatkan oleh beberapa awak kapal untuk melepas lelah dan penat setelah sekian lama berlayar di lautan.

Dilihat dari bentuk bangunannya, rumah bordil di Cartagena nampak sangat sederhana, berjendela kayu dengan sebuah pintu masuk dari kayu. Karena penasaran, saya mencoba masuk ke salah satu ruma bordil di dekat dermaga.

Masuk ke dalam akan terasa pengap dan panas karena tanpa pendingin udara. Di ruang utama nampak sesak. Sebuah meja panjang melintang untuk menjamu pengunjung yang datang untuk sekadar minum alkohol atau non alkohol. Jika tidak ingin main 'kuda lumping' dengan para PSK berparas latin, pengunjung bisa sekadar bersantai sambil minum-minum.

Lalu bagaimana potongan atau penampilan PSK nya?

Wanita-wanita penghibur di rumah bordil dekat dermaga Cartagena rata-rata berperawakan gemuk ( bongsor ) dengan lapisan kulit di bagian perut yang tebal. Para wanita PSK ini sudah dalam kondisi siap sedia melayani para pengunjung dari negara manapun.

Dandanan serba minim dan seksi lebih mereka tonjolkan. Jika menginkinkan pelayanan lebih, terlebih dahulu harus 'deal' dengan seorang penjaga pria yang selalu berjaga di dalamnya. Lantunan musik keras diperdengarkan. Suasana siang pun akan terasa bertambah panas.

Di dalamnya tersedia sejumlah kamar lengkap dengan nomor yang tertempel di daun pintu.

Saya kemudian mencoba masuk ke salah satu bilik dengan alasan ingin lihat-lihat suasana dulu. Dengan diantar seorang petugas rumah bordil saya kemudian mulai survey, lihat-lihat.  Saat Memasuki bilik “ruang praktek PSK” terlihat sebuah kasur yang sudah tidak rata. Di atasnya  tertutup kain sprei yang sudah nampak kusut dan kumal. Di pojok kamar terdapat dinding setinggi pinggang orang dewasa sebagai sekat untuk mandi, lengkap dengan sabun dan sebuah gayung.

Menurut pengelola rumah bordil yang saya temui waktu itu (tahun 2007), Sekali “tarung” dengan wanita PSK, dipatok harga 50 USD (Dollar Amerika) sudah termasuk sewa kamar. Kadang jika mereka memberi pelayanan yang memuaskan, PSK  bisa mendapatkan bayaran lebih dari itu.

Awak kapal yang datang berkunjung umumnya berasal dari negara India, Philipina, Indonesia, negara-negara Barat, dan banyak lagi. Namun tentu saja tidak semua awak kapal yang singgah di Cartagena memilih untuk berkunjung ke tempat mesum ini. Masih banyak yang lebih memilih untuk berjalan-jalan di sekitar kota Cartagena.

Seorang pelaut asal Indonesia yang saya jumpai di Cartagena bercerita, tak jarang mereka (PSK) sangat setia dengan pasangan intimnya. Rata- rata wanita PSK itu berperilaku sopan, umumnya terhadap orang Indonesia. Orang Indonesia yang datang ke sana dikenal memiliki sifal royal. Ini berbeda dengan warga Philipina atau India yang di kalangan wanita PSK Cartagena dikenal suka banyak tanya lalu minta harga diskon hingga di bawah tarif yang berlaku.

Wanita penghibur di Cartagena ini sebagian besar sudah menguasai bahasa Ingris bahkan ada juga yang bisa menggunakan bahasa Indonesia, walaupun tidak lancar.

Jika mereka merasa dimanjakan dan dinilai bersikap sopan, alamat email pun bisa menjadi sarana komunikasi . Tidak jarang terjalin hubungan istimewa antara seorang wanita PSK dan 'tamunya'. Walaupun si perempuan PSK ada yang mendekati atau memberi uang lebih, mereka lebih memilih pasangan yang sebelumnya pernah dilayani di ranjang 'bilik asmara Cartagena'.

Terkadang ada juga wanita penjaja seks tersebut berperilaku bijak dan sering mengingatkan para 'tamunya', agar nantinya setelah  balik ke negaranya tetap setia dengan istri masing-masing, jangan kembali melakukan hal-hal seperti ini (mencari PSK/WTS).

Menurut seorang pelaut Indonesia lainnya yang saya temui, rumah bordil di Kota Cartagena ini sampai menjadi bahan lelucon di kalangan para pelaut. Jauh sebelum mencapai Cartagena, terutama saat akan menyeberang dari terusan Panama, sudah nampak sebuah semangat membara bak suami yang akan bertemu istri tercinta.

 



Untuk urusan yang satu ini ada berbagai kode atau sebutan khas di kalangan pelaut. Orang Philipina menyebutnya 'chiki-chiki pare', orang  India dan  orang kulit putih bilang 'let’s go bum-bum'. Dan masih ada berbagai macam istilah lagi yang digunakan para pelaut saat akan menuju tempat wisata 'syurga' Cartagena. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami