Dari Sopir Angkot, Menjadi Penulis Sastra Bali
Beritabali.com
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Langka karena satu-satunya di Jembrana. Itulah profesi yang kini digeluti I Wayan Sadra (65) seorang mantan sopir angkot asal Banjar Pakraman Peken, Desa Pakraman Lelateng, Kelurahan Lelateng, Negara. Setelah lelah bekerja sebagai sopir angkot karena usianya hampir tua, pria yang hanya tamatan SD ini kini mulai menekuni pekerjaan barunya sebagai juru tulis sastra (hurup) Bali diatas lempengan tembaga.
Pekerjaannya ini mulai ditekuninya semenjak dua bulan yang lalu. Namun Sadra yang beristrikan Ni Wayan Suarmi (alm) telah kualahan melayani pesanan. Untuk pekerjaannya ini Sandra berdasarkan pesanan dari orang-orang. Biasanya pesanan tersebut berupa prasasti keluarga (silsilah keluarga), sastra Bali misalnya Kekawin dan Geguritan.
Anehnya lagi untuk pekerjaannya ini yang membutuhkan kehlian kusus, Sadra yang memiliki enam anak dan delapan cucu tidak mematok upah. Pekerjaannya ini dilakukan dengan dasar kepuasan batin dan keiklasan.
Saya tidak mematok harga, berapa saja orang ngasi saya, yang penting saya puas tulisan saya diterima. Terangnya polos. Sadra juga punya keinginan luhur, ingin menularkan ilmu yang dimilikinya kepada generasi muda. Mengingat dirinya kuatir dijaman globalisasi ini sangat jarang pemuda bali mampu membaca dan menulis hurup Bali. Makanya untuk keinginannya ini Sadra mendirikan persantian di desanya dengan menghimpun pemuda-pemuda lokal. Dalam persantian ini Sadra mengajarkan membaca dan menulis serta mendalami dan memahami sastra Bali.
"Saya juga berkeinginan mendirikan pasraman khusus mengajarkan sastra Bali.” Ungkapnya. Untuk keinginannya ini Sadra mengaku terbentur masalah biaya. Berharap pihak pemerintah daerah berkenan membantu mengujutkan mimpinya.
Reporter: bbn/jbr
Iklan Sponsor
Iklan Sponsor
