search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pakan Mahal, Peternak Lele Mengeluh
Jumat, 13 April 2012, 19:12 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Prospek bisnis ikan lele dinilai cukup bagus karena permintaanya cukup tinggi. Namun belakangan ini beberapa peternak lele di Jembrana mengeluh, pasalnya disamping pakanan ternak lele mahal, ternyata lele peliharaan mereka tidak laku di jual.

Penyebabnya tidak adanya pengemul yang bersedia memasarkan lele mereka padahal banyak peternak lele memiliki lele yang siap untuk di panen. Dari pantauan beritabali.com sedikitnya empat peternak lele di kawasan kecamatan mendoyo sampai saat ini terkendala penjualan.

Salah satunya Dewa Gede Nata Yasa (60) peternak lele asal Banjar Wali Desa Yehembang, Mendoyo. Menurutnya saat ini ternak lelenya sebenarnya telah siap untuk dipanen, bahkan ada beberapa yang telah melewati masa panen. Namun karena tidak ada orang yang menampung lelenya terpaksa lele tersebut dibiarkan begitu saja,”sekarang usia lele saya sudah empat bulan. Padahal umur tiga bulan sudah siap panen.” Ungkapnya.

Dengan kondisi ini terpaksa Nata Yasa mengaku sering memanen lelenya sekedar untuk kebutuhan keluarga sehari-hari. Lebih lanjut Nata Yasa menjelaskan biaya yang dikeluarkan untuk beternak lele menurutnya cupup tinggi. Untuk bibit lele 100 kilo saja dirinya harus merogoh kocek hampir Rp. 1 juta, belum lagi ongkos pemeliharan termasuk makanan serta listrik karena untuk menaikkan air ke kolam Nata Yasa menggunakan listrik. Untuk total biaya keseluruhan Nata yasa mengeluarkan biaya Rp. 2 juta lebih sampai masa panen yakni selama tiga bulan.

”jika sekarang saya ecer di rumah makan tidak ada yang mau karena lelenya sudah terlalu besar". Ungkapan senada juga disampaikan peternak lele, Dewa Made Dana Wiguna asal Desa Yehembang, sampai saat ini sebanyak empat petak kolam lelenya hingga kini belum bisa di panen, padahal ternak lelenya telah siap dipanen. Karena tidak ada yang membeli terpaksa kini lelenya diberi makan daun talas mengingat pakanan ternak lele mahal.

Terkait kendala tersebut beberapa peternak lele di Jembrana sangat mengharapkan ada koperasi yang bersedia menampung lelenya saat dipanen. Sehingga peternak lele tidak lagi merugi lantaran ternaknya tidak ada yang menampung.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami