Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Trend Perdagangan Penyu Kembali ke Bentuk Penyu Utuh
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Berdasarkan hasil pemantauan Bali Sea Turttle Society, trend perdagangan penyu di Bali dalam satu tahun terakhir kembali pada perdagangan penyu utuh atau hidup. Padahal sebelumnya trend perdagangan penyu dilakukan dengan cara memotong penyu menjadi bagian-bagian kecil untuk mengelabui petugas.
Ketua Bali Sea Turtle Society Wayan Wiradnyana dalam keteranganya di Denpasar (24/1/2013) menduga trend memperdagangkan penyu hidup lebih disukai karena harga yang lebih tinggi. Apalagi memperdagangkan daging penyu dalam bentuk potongan-potongan kecil menimbulkan kecurigaan daging tersebut dicampur dengan ikan. Menurut Wiradnyana, trend baru lainnya dalam perdagangan penyu di Bali yaitu daerah asal tangkapan, dimana penyu yang diperdagangkan di Bali sebelumnya cenderung berasal dari perairan Maluku, Kalimantan dan Sulawesi.
“Di Sulawesi aparat keamanan sudah semakin keras untuk menindak, di Kalimantan dan beberapa daerah juga sama, sedangkan di Sumbawa mereka ada peluang untuk menangkap dan memperdagangkan, mungkin ada sebuah populasi yang cukup besar di situ yang belum kita ketahui, dengan adanya perdagangan ini secara otomatis akan mengancam populasi yang ada di sana,” jelas Wayan Wiradnyana.
Wayan Wiradnyana menyebutkan secara umum perdagangan penyu di Bali telah mengalami penurunan hingga 90 persen jika dibandingkan dengan tahun 1999. Dimana pada tahun 1999 puncak perdagangan penyu dapat mencapai 27.000 hingga 30.000 pertahun. (mlt)
Reporter: Kominfo NTB
Berita Terpopuler
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3106 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
