search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Takut Digantung Geng Narkoba, Warga Meksiko Ngungsi ke AS
Kamis, 24 Oktober 2013, 09:58 WITA Follow
image

nydailynews/inilah.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com, California. Ribuan warga Meksiko memilih mengungsi ke Amerika Serikat (AS) karena takut nasib mereka berakhir seperti warga lainnya, digantung di jalanan oleh geng narkoba, The knights Templar.

Daily News, Rabu (23/10/2013), memberitakan, dalam sembilan bulan terakhir, sebanyak 23 ribu orang meninggalkan Meksiko untuk mencari keselamatan di AS. Bisa jadi, ada alasan lain mereka bermigrasi ke AS, namun yang pasti teror di sebuah kota di Meksiko telah membuat siapapun yang tinggal di sana ketar-ketir.

Dalam sebuah foto esklusif yang diperoleh Daily News, misalnya, terlihat empat orang warga tewas digantung di gerbang kota Limon de la Luna di Michoacan, Meksiko, sebagai peringatan kepada warga kota untuk tidak membangkang kepada geng narkoba, The Knights Templar.

Empat warga itu berasal dari satu keluarga yakni, seorang perempuan hamil, gadis berusia 19 tahun, seorang mahasiswa, dan satu orang lagi guru SMA yang juga suami perempuan hamil itu. Dalam gambar tampak mereka mati tergantung di gerbang kota disaksikan warga kota lainnya.

Cara membunuh warga seperti itu biasa dilakukan oleh geng narkoba dan perbuatan itu dipercaya dilakukan oleh Knights Templar. Pernah pula, ada warga yang dibunuh dan digeletakkan di jalanan kota tanpa kepala. Ada pula mayat yang didudukkan di sebuah kursi dan dipajang di pinggir jalan tanpa ada orang yang berani mengusiknya. Di dadanya, tertulis pesan bahwa ia mati karena menentang geng narkoba sadis itu.

Salah seorang warga yang lari ke AS adalah Antonio Chavez. Ia tidak tahan lagi hidup dalam ketakutan dari teror Knights Templar yang terus menerus mendatangi tokonya. Mereka biasa datang ke toko itu lalu minum-minum dan pergi begitu saja tanpa membayar.

Geng narkoba itu menguasai kota kecil La Ruana. DI kota tempat tinggal Chavez itu, geng tersebut biasa meminta upeti US$150 setiap bulan sebagai fee atas musik yang dimainkan di ponsel miliknya untuk menghibur pelanggan.

“Setahun lagi saya tinggal di sana pasti tidak akan selamat,” kata Chavez yang kini tinggal di Los Angeles County, kepada Daily News.

Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, lebih dari 23 ribu warga Meksiko meminta perlindungan politik dalam sembilan bulan terakhir. Jumlah itu empat kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun 2009. [bbn/inilah.com]

 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami