Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Menakar Jokowi, Menalar Politik Megawati
jakarta
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Jakarta. Popularitas dan elektabilitas Joko Widodo memang mencorong, namun peluangnya menjadi capres PDI Perjuangan bisa kosong. Sebab tidak ada kepastian bahwa Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai pemegang mandat, bakal mencapreskan Jokowi 2014.
Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDIP sudah menegaskan bahwa capres partainya baru ditentukan setelah Pemilu legislatif (Pileg) 2014. Itu berarti, peluang Jokowi untuk diajukan jadi capres makin tidak pasti.
Bisa jadi Jokowi akan jadi calon wapresnya Megawati, bukan capres. Ada alasan dan pertimbangan Megawati yang rasional untuk itu, yakni bahwa Jokowi punya tugas besar untuk membangun DKI Jakarta, mengatasi banjir dan kemacetan serta membuktikan kedigdayaannya dulu lima tahun di ibukota sebagai pembangun (builder) yang mumpuni.
Sejauh ini kajian lembaga Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menunjukkan dalam landscape politik 2014, nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungguli beberapa nama tokoh yang akan mencalonkan diri sebagai presiden. Bahkan, Jokowi juga mengungguli Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Namun hasil survei itu, demikian pula survei LSI dan SMRC dan lainnya, bukanlah kebenaran mutlak, dan argumentasi Megawati juga memiliki rasionalitas politiknya sendiri. Suka atau tidak.
Menurut survei SSS, apabila PDIP mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2014 sebelum pemilihan legislatif, maka hal itu akan mendongkrak suara partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"Jokowi memiliki peluang paling besar menjadi presiden 2014. Jokowi memiliki tingkat elektabilitas tertinggi dibanding Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri dan Wiranto," kata Ridho Hanafi, Koordinator Kajian Soegeng Sarjadi Syndicate.
Menurutnya, perolehan suara PDI Perjuangan diprediksi di atas 20 persen jika Jokowi dicapreskan sebelum pileg 2014, dengan risiko trah Soekarno kehilangan kendali pada kekuasaan dan politiknya.
Sementara di mata trah Soekarno, Jokowi itu bukan jaminan, sebab dalam Pilkada gubernur di Jatim dan Jabar serta Sumut, Jokowi effect terbukti lemah, masih rendah dan kalah dengan pesaing lokal. Para analis menilai, Jokowi effect masih kalah jauh dari Megawati effect pada 1999, sehingga para tokoh senior PDIP memiliki pertimbangan lain yang tidak bisa dipaksa oleh pihak lain agar menyorongkan Jokowi sebelum pileg 2014.
Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin melihat hasil survei SSS tersebut mengkonfirmasikan potensi dan kekuatan sosok Jokowi. Dia yakin elektabilitas Jokowi masih bisa naik di 2014.
PDI Perjuangan sendiri sudah sangat siap menghadapi Pileg dan Pilpres 2014. Bahkan segala keperluan logistik di kedua agenda tersebut telah disiapkan. Namun bagi PDIP untuk mengumumkan Jokowi capres sebelum Pileg 2014, TB Hasanuddin melihat semua itu seyogianya diserahkan kepada kebijaksanaan pimpinan DPP PDIP dan tidak boleh dipaksakan oleh siapapun.
Bahkan Puan Maharani, petinggi DPP PDIP sudah mengingatkan bahwa pihak luar dan parpol lain tidak usah intervensi atau mengurusi pencapresan PDIP, sebab itu menjadi kewenangan internal PDIP sendiri. Artinya, DPP PDIP tidak mau diganggu atau dirongrong oleh siapapun, termasuk lingkaran dalam Jokowi dan para aktor di belakangnya.
Dengan demikian, elektabilitas Jokowi adalah satu hal dan prospeknya untuk jadi capres 2014 adalah lain hal. Masyarakat pun tidak perlu kecewa, atau sebal, sebab dalam politik, harus sudah sadar bahwa berharap terlalu banyak pada elite politisi bisa menyakitkan hati sendiri.
Rakyat lebih bersiap menghadapi hal paling pahit, sambil perlahan melepas jerit dan rasa sakit. Lalu, masih bisakah demokrasi prosedural dan transaksional memberi harapan? Jawabannya bisa jadi tidak memuaskan atau bahkan mengecewakan. [bbn/inilah.com]
Reporter: -
Berita Terpopuler
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3241 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
