search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ketua MPR Kecewa Film Soekarno Ingin Dihentikan
Sabtu, 14 Desember 2013, 16:34 WITA Follow
image

inilah.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Jakarta. Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto menyayangkan, adanya pihak yang ingin menghentikan pemutaran film Soekarno di seluruh bioskop. Padahal, film Soekarno itu sebenarnya banyak mengandung sejarah bangsa.

"Film bagus, anak yang masih muda harus lihat itu, ini film sejarah, saya tidak tahu masalahnya, kalau distop dari peredaran saya sangat sesalkan," ujar Sidarto selaku mantan ajudan Soekarno di Jakarta, Jumat (13/12/2013).

Menurutnya, film Soekarno ini layak menjadi tontonan masyarakat supaya bisa dijadikan sebagai napak tilas perjalanan kemerdekaan pada era Soekarno.

"Pemuda harus melihat perjuangan pahlawan jaman dulu, anak muda harus menangkap idealisme dari founding father. Orang cerdas seperti itu harus dilihat anak muda," imbuhnya.

Selain itu, mantan ajudan Soekarno ini menilai, pemeran tokoh utama dalam film Soekarno juga sangat sesuai dengan karakter aslinya.

"Dia bagus, wajahnya agak mirip, bagimana dia perform, Soekarno seperti itu. Saya melihat Sokarno ada pada dia, meskipun Soekarno lebih handsome (tampan). Dia bisa mencari orang seperti Soekarno. Sulit memang mencari orang seperti dia, dia komplit, handsome, berkarisma, pintar," tandasnya.

Sebelumnya, kisruh film Soekarno berbuntut panjang. Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengeluarkan penetapan sementara yang meminta agar PT Tripar Multivision Plus (MVP) selaku produser film Soekarno menyerahkan master film, dan menghentikan peredaran film tersebut sejak Kamis (12/12).

Rachmawati menyesalkan mengapa film arahan sutradara Hanung Bramantyo itu tetap beredar, ia melihat kalau film tersebut cacat hukum.

"Ide awal bukan dari MVP atau Hanung, tapi dari saya. Saya bentuk tim untuk lengkapi bahan, kemudian dituangkan ke timeline, sinopsis, naskah. Itu tahap pertama yang kita lakukan," tutur Rachmawati.

Setelah itu, ia membuat perjanjian bersama MVP dengan dua pokok utama, yakni soal pemilihan pemeran utama dan ideologi Soekarno yang akan diangkat ke film. Menurutnya, Soekarno tokoh bangsa sehingga tidak boleh lepas keterkaitan ideologi Soekarno. Dari awal cerita pun harus konsekuen.

"Yang ketiga, dalam penggambaran Soekarno pun harus mencerminkan tokoh dan kebesaran Soekarno," ujar Rachma yang kemudian meneteskan air mata.[bbn/inilah.com]

 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami