Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Warga Mengwi Olah Sampah Plastik Jadi BBM

Minggu, 14 September 2014, 22:53 WITA Follow
Beritabali.com

bbn/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Di tengah rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin melambung tinggi, salah seorang warga Bali justru berhasil mengolah sampah plastik menjadi BBM. Ide kreatif itu datang dari Ida Bagus Ketut Atmaja, seorang pengepul sampah plastik di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Dari pemikirannya, Atmaja mampu mengolah 1 kilogram sampah plastik yang dapat menghasilkan 1 kilogram BBM.

Keberhasilan itu muncul setelah, Atmaja berkeinginan memutus mata rantai peredaran sampah plastik yang merusak lingkungan. Atmaja mengaku ilmu mengolah ia pelajari dari internet terutama keberhasilan Korea Selatan mengubah sampah plastik menjadi solar.

"Daripada sampah dibakar percuma, kenapa tidak disuling saja biar berguna. Lama saya pelajari dan uji coba, akhirnya berhasil juga. Alat ini saya rakit sendiri. Jadi, belum tahu berapa ngabisinnya. Tapi, sudah bisa menghasilkan bahan bakar kok," ungkap Atmaja.

Lebih jauh Atmaja memaparkan jika berbekal alat pembakaran dan penyulingan atau reaktor firolisis hasil rakitannya sendiri mampu mengubah jenis plastik apapun menjadi bahan bakar minyak. Saat ini ia memprioritaskan plastik dari kresek dan botol air kemasan.

"Alat saya sederhana yaitu iga tabung disambungkan ke selang besi. Prosesnya pun tergolong mudah. Plastik dimasukan pada tabung, kemudian dibakar dengan gas elpiji seperti yang dipakai untuk masak sehari-hari di rumah tangga," paparnya.

Sementara, proses pembakaran akan mengeluarkan cairan bahan bakar. Cairan bahan bakar itu ditampung dalam wadah botol. Proses penyulingan sendiri tak memakan waktu banyak, hanya setengah jam saja. Menurutnya, satu kilogram plastik bisa menghasilkan satu liter cairan bahan bakar.

"Hasil sulingan tersebut memang belum menghasilkan jenis bahan bakar tertentu, namun masih tercampur ada bensin, solar dan minyak tanah. Mungkin perlu tahap berikutnya. Saya masih mengkajinya," pungkas Atmaja.

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami