Penyelamatan Bayi Dugong oleh Tim Bali Safari
Kamis, 28 Januari 2016,
08:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Bali Safari & Marine Park dan Batang Dolphin Centre baru-baru ini membentuk regu penyelamat yang terdiri dari dokter hewan spesialis mamalia laut dan tim peduli satwa lainnya untuk merespon panggilan penyelamatan satwa dari pemerintah Indonesia. Regu penyelamat tiba di Taman Nasional Komodo satu hari setelah adanya pemberitahuan ditemukannya seekor anak dugong yang terdampar di pesisir pulau tersebut.
Dugong atau yang biasa dikenal dengan sebutan duyung atau sapi laut merupakan mamalia laut berukuran cukup besar, panjang dugong dewasa bisa mencapai 2,5 hingga 3 meter. Dengan kemampuan bertahan hidup hingga 75 tahun, satwa yang dikenal jinak dan pemalu ini biasa hidup di perairan laut tenang dan dangkal dengan makanan berupa rumput laut dan akar – akar tanaman laut lainnya. Dahulu, dugong biasa diburu untuk daging dan minyak tubuhnya. Namun kini dugong telah dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah dan dilindungi dibawah hokum nasional dan perjanjian internasional.
Merespon panggilan dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), regu penyelamat yang terdiri dari Dr. Nimal Fernando, Dr. Kadek Kesuma, Nyoman Suartawan dan Sutejo tiba di Kanawa Island Resort dimana sebelumnya sekelompok ahli biologi dari Amerika yang kebetulan sedang berlibur disana menghabiskan tiga hari terakhir mereka untuk memelihara dan memberimakan dugong yang diperkirakan baru berumur satu bulan tersebut.
Regu penyelamat tiba dan mendapati satwa malang itu dalam keadaan luka-luka karena tergores karang tajam dan kekurangan nutrisi dari air susu induknya. Diduga dugong tersebut sudah kehilangan induk, namun detail tentang dimana atau apakah induknya telah mati tidak diketahui secara pasti.
Berdasarkan hal itu, secara statistic dapat diperkirakan bahwa kemampuan bertahan hidup anak dugong tersebut sangat kecil, maka tim penyelamat memutuskan untuk tidak membuang waktu lagi dan secara harafiah betul - betul “terjun” dan menghabiskan 8 jam sehari dilaut, dibawah tempat penampungan darurat,
mengatur jadwal untuk menyusui si bayi dugong dengan susu formula khusus yang telah dibawa dari Bali Safari & Marine Park. Optimis, tim melaporkan bahwa saat ini “pasien” mereka telah mulai mengkonsumsi rumput laut yang masih diselingi dengan susu formula. Melalui pemantauan perkembangan yang masih berlanjut, tim telah melihat indikasi positif bahwa saluran pencernaan bayi dugong ini telah berfungsi dengan normal.
Dari hasil konsultasi dengan perwakilan BKSDA, Taman Nasional Komodo, World Wildlife Foundation (WWF), dan komunitas pendukung yang terdiri dari warga sekitar, telah diputuskan bahwa regu penyelamat dari Bali
Safari & Marine Park dan Batang Dolphin Centre akan tinggal sementara untuk mengawasi kondisi dan memberikan pelatihan berkelanjutan tentang cara merawat dan memberi makan mamalia laut tersebut kepada komunitas dari warga sekitar.
Diperlukan perhatian khusus untuk memastikan dugong tersebut diberikan makan setiap dua jam sehari, dan masyarakat juga diinstruksikan untuk membangun sebuah sea pen untuk melindungi satwa tersebut dimalam hari.
Diharapkan dengan cinta, perhatian dan perawatan professional yang diberikan Bali Safari, Batang Dolphin Centre dan anggota – anggota komunitas lokal bisa membuat bayi dugong ini bertahan hidup di lautan hingga dewasa.
Rehabilitasi singkat dibawah perawatan penangkaran ini hanya bisa dipertimbangkan jika kepentingannya demi kelangsungan hidup satwa, namun dengan tujuan melepasliarkan satwa kembali setelah ia lepas dari kebutuhan susu.
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls