Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Pande Krisna, Temukan Kaos Barong Tahun 1969
Rabu, 11 Januari 2017,
08:15 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Kaos Barong, menjadi salah satu oleh-oleh khas Bali yang paling diminati wisatawan saat berkunjung ke Bali. Ternyata kaos ini tercipta dari sebuah ketidaksengajaan. Seperti apa ?
"Kaos barong itu saya temukan tanpa sengaja, saat sedang melakukan percobaan untuk warna kain Endek," ujar Pande Ketut Krisna, di kediamannya di Batubulan, Gianyar, Bali, belum lama ini.Lebih lanjut, pria kelahiran 21 Juni 1946 ini menjelaskan, saat menemukan Kaos Barong sekitar tahun 1969, ia dan keluarganya di Gianyar, tengah mencoba mengembangkan kreasi kain Endek Bali. Saat itu, warna kain Endek Bali maksimal hanya dua warna.
"Waktu itu, saya sedang mencoba membuat kain Endek Bali agar kainnya warna-warni. Tadinya hanya dua warna, yakni warna dasar hitam dipadu biru, hitam dipadu hijau, coklat, dan sebagainya," ujarnya.Pande kemudian melakukan eksperimen untuk menciptakan warna yang lebih variatif. Ia melakukan eksperiman celup benang tenun untuk menciptakan kain endek warna-warni.
Akhirnya terciptalah kain endek warna-warni. Inovasi ini menghasilkan banyak warna atau catrian. Kain endek yang dulunya dua warna, kini menjadi 5 warna."Setelah coba-coba berbagai macam cara, akhirnya saya menemukan alat dan cara untuk menciptakan aneka warna pada kain endek, Catrian namanya. Penemuan inilah yang kemudian juga kita kembangkan sehingga terbentuk baju barong di tahun 1969. Jadi tidak sengaja kita temukan baju barong dari catrian itu,"kenangnya.
Sejak pertama dibuat hingga hari ini, motif atau desain gambar baju barong dibuat sederhana. Tujuannya agar mudah dibuat."Kenapa barong, karena barong yang paling gampang dibuat, tapi bukan barong ketet (ket). Bentuknya kita buat yang paling sederhana, kalo gambar Barong Ket, susah, kita bikin yang gampang saja,"ujar pria yang juga perintis toko oleh-oleh modern di Bali ini.
Saat dibuat tahun 1969, kaos atau baju Barong dijual di berbagai obyek wisata seperti di Ubud dan Kuta. Dulu kaos barong dijual Rp 1.500 per potong dan laku keras. Karena penemuan baru, sehingga banyak permintaan."Hasil menjual baju barong membawa berkah bagi saya. Dulu di Gianyar tempat usaha saya kecil. Berkah baju barong membuat saya sukses. Baju barong sudah dijual ke berbagai negara, karena buatan tangan dan unik,"jelas Pande.
Meski sudah membuat sekaligus menciptakan baju barong sejak tahun 1969, namun Pande mengaku tidak memiliki hak patennya."Saya waktu itu tidak berpikir soal paten, saya punya pikiran, dua tahun sudah cukup. Anggota keluarga yang lain juga kita tularkan ilmu cara bikinnya, kita tidak bisa rahasia sama keluarga. Tapi jika memang dianggap perlu, mungkin pemerintah bisa membantu untuk mempatenkan, agar hak cipta baju barong tetap menjadi milik masyarakat Bali," jelasnya.
Sejak dibuat tahun 1969 hingga saat ini, penjualan kaos Barong selalu stabil. Permintaan tak hanya datang dari wilayah Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Kini baju atau kaos barong khas Bali ini dijual dengan harga mulai Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu.
Berita Premium
Reporter: bbn/psk
Berita Terpopuler
01
02
03
04
05
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3264 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025