Ini Kisah Pilu Pekak Odah Panti Sosial Werdha Wana Sraya
Senin, 24 Juli 2017,
15:37 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Hidup pekak odah di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Sraya berliku. Keceriaran memang nampak, namun pilu juga begitu terasa.
Seperti Juminem, odah asal Jember ini harus tinggal di ruang isolasi lantaran tidak mampu berjalan. Ia mengisahkan, dirinya mengalami kecelakaan dan harus dirawat di RS Wangaya. Operasi sudah dijalani, hanya saja Ia tetap tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
[pilihan-redaksi]
Oleh pemerintah, Juminem dibawa ke Panti Sosial Tresna Werdha Wana Sraya. Di panti ini selama sembilan bulan Ia menjalani hidup. Dibantu petugas panti, Juminem hanya bisa tidur dan duduk, tanpa dapat bepergian ke mana-mana lantaran belum mampu berjalan.
"Saya sebenarnya ingin bekerja," katanya.
Juminem mengaku, sudah 20 tahun tinggal di Bali. Ia nekat merantau sepeninggal suaminya. Di Bali, Ia tinggal sendiri dan hanya mengontrak kamar. Kesehariannya, yakni bekerja di sebuah rumah makan.
"Kalau seperti ini terus saya tidak bisa bekerja," katanya.
Juminem hidup seorang diri dan tidak memiliki anak. Karena itu, Ia harus bekerja dan mendapatkan uang untuk hidup.
Kata dia, ingin sekali pulang ke Jember. Hanya, tidak ada yang mengantar ke sana. Ia sangat mengharapkan akan ada saudaranya yang datang.
"Nanti sering main-main ke sini ya biar gak sepi di sini," sebutnya.
Juminem tidaklah sendiri mengalami kisah pilu ini. Banyak pula odah dan pekak yang mengalami kisah serupa. Misalnya, karena masalah keluarga, ada odah yang harus didepak dan tinggal di panti.
Kini, Panti Sosial Tresna Werdha Wana Sraya merawat 48 pekak dan odah. Ada yang terpaksa tinggal di ruang isolasi karena sudah tidak kuat bangun dan berkativitas. Namun, ada pula yang masih beraktivitas membuat sapu lidi, gantungan kunci, ataupun porosan. Pengunjung bisa membeli barang karya pekak odah untuk membantu jajan penghuni panti. [wrt]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -