Beritabali.com, Jakarta. Laju inflasi Juli 2017 mengalami perlambatan. Ini modal besar bagi membaiknya perekonomian nasional di masa depan.
"Sentimen terhadap ekonomi Indonesia menjadi bullish (menguat) karena stabilitas ekonomi tampak membaik," kata Lukman Otnuga, Research Analyst FXTM di Jakarta, Rabu (2/8/2017).
[pilihan-redaksi]
Menurut Lukman, aktivitas spekulasi juga berpotensi meningkat terkait kenaikan suku bunga Bank Indonesia di jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan.
Saat ini, harga konsumen di Indonesia bergerak dengan laju lebih lambat di Juli 2017. Alhasil, tingkat inflasi tahunan Indonesia menjadi 3,88%, sesuai proyeksi tahunan Bank Indonesia (BI) di kisaran 3%-5%.
Masih kata Lukman, BI diperkirakan kemungkinan bakal terus mempertahankan kebijakan moneter netral dalam jangka waktu pendek hingga menengah.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, laju inflasi bakal terkendali hingga pertengahan 2017. Hal ini diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat dan mendorong kinerja konsumsi rumah tangga. "Idealnya kalau inflasi terkendali, daya beli juga lebih bagus," kata Kecuk.
Kecuk menjelaskan, harga bahan makanan maupun tarif sektor jasa yang relatif terjaga, bisa memancing minat masyarakat untuk berbelanja.
Menko Perekonomian Darmin Nasution optimistis bahwa laju inflasi sepanjang 2017, bisa terjaga di bawah 4%. Kendati pada awal tahun, angka inflasi cukup tinggi. "Kami melihat tahun ini kita bisa tekan inflasi pada angka empat persen, bahkan kita berusaha betul supaya sedikit di bawah itu," ujar Darmin.
Darmin berharap, sisa bulan di semester II 2017, laju inflasi akan semakin rendah sehingga secara target inflasi dapat tercapai. Sebelumnya dalam APBN 2017, pemerintah menargetkan inflasi empat persen, namun direvisi dalam APBN-P menjadi 4,3 persen. [bbn/idc]
