Pagerwesi Tidak Berkaitan Dengan Larangan Penggunaan Peralatan Besi
Rabu, 21 Maret 2018,
13:40 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si menegaskan tidak ada kaitan hari Pagerwesi dengan larangan penggunaan peralatan berbahan besi, kendati terdapat masyarakat yang menganut kepercayaan tersebut, terutama di bidang pertanian.
[pilihan-redaksi]
“Hal itu dikaitkan dengan kata pagar dan wesi, ada kepercayaan tidak dibolehkan menggunakan bahan dari besi khususnya di bidang pertanian. Hanya dikaitkan saja, tapi prakteknya tidak demikian karena secara filosofis adalah pemujaan kepada Sang Hyang Guru” jelas Sudiana saat dikonfirmasi di Denpasar pada Rabu (21/3)
“Hal itu dikaitkan dengan kata pagar dan wesi, ada kepercayaan tidak dibolehkan menggunakan bahan dari besi khususnya di bidang pertanian. Hanya dikaitkan saja, tapi prakteknya tidak demikian karena secara filosofis adalah pemujaan kepada Sang Hyang Guru” jelas Sudiana saat dikonfirmasi di Denpasar pada Rabu (21/3)
Sudiana menyampaikan hari Pagerwesi merupakan rangkaian dari hari Raya Saraswati yang datangnya 6 bulan sekali. Dikatakan jika hari saraswati sebagai turunya ilmu pengetahuan dan pemujaan terhadap Tuhan sebagai penguasa ilmu pengetahuan, sedangkan pada Rabu wuku Kliwon Pagarwesi sebagai hari pemujaan kepada Sanghyang Pramesti Guru yakni gurunya alam semesta.
“Sebagai wujud syukur dan perhormatan kepada Tuhan yang telah menurunkan ilmu pengetahuan di dunia, dan manusia yang harus hormat dan bakti kepada guru yaitu Catur Guru,” kata Sudiana yang juga merupakan Rektor IHDN.
[pilihan-redaksi2]
Menurut Sudiana, barang siapa yang bakti dan hormat kepada guru dan mengamalkan ajarannya maka ia akan menjadi orang sukses dalam kehidupannya. “Guru antara lain Guru Swadiaya yaitu Tuhan itu sendiri. Guru Rupaka adalah orang tua, Guru Wisesa adalah pemerintah dan guru pengajian yakni guru yg mengajarkan kita di dunia” papar Sudiana.
Menurut Sudiana, barang siapa yang bakti dan hormat kepada guru dan mengamalkan ajarannya maka ia akan menjadi orang sukses dalam kehidupannya. “Guru antara lain Guru Swadiaya yaitu Tuhan itu sendiri. Guru Rupaka adalah orang tua, Guru Wisesa adalah pemerintah dan guru pengajian yakni guru yg mengajarkan kita di dunia” papar Sudiana.
Sebelum sampai pada hari Pagerwesi, terdapat Hari Banyu Pinaruh yang bermakna mengalirnya ilmu pengetahuan kepada manusia. Keesokan harinya pada hari Senin dikenal sebagai hari Soma Ribek yang bermakna turunnya kemakmuran di dunia setelah dikuasainya ilmu pengetahuan oleh manusia.(bbn/mul)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/mul