Siswa Menemukan Jati Diri Dalam Berkesenian
Sabtu, 31 Maret 2018,
17:50 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Hujan lebat sempat mengguyur kawasan Art Centre, Denpasar, Jumat malam (30/3) sesaat sebelum pementasan Bali Mandara Nawanatya III. Walau begitu rombongan demi rombonngan anak-anak pelajar terus mengalir menyesaki Gedung Ksirarnawa di Art Centre, hingga nyaris tak tertampung.
[pilihan-redaksi]
Mereka ingin memberi dukungan penuh kepada teman-teman satu sekolahnya yang tampil di Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya III. Dua sekolah yang tampil masing-masing SMP Negeri 1 Gianyar dan SMP Negeri 2 Denpasar.
Mereka ingin memberi dukungan penuh kepada teman-teman satu sekolahnya yang tampil di Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya III. Dua sekolah yang tampil masing-masing SMP Negeri 1 Gianyar dan SMP Negeri 2 Denpasar.
SMP Negeri 2 Denpasar menampilkan pementasan bertajuk ‘Sekar Wangi’. Pementasan ini terbagi dalam lima jenis pertunjukkan. Awal pertunjukkan SMPN 2 Denpasar mementaskan tari kebesaran SMPN 2 Denpasar ‘Widya Nrtrya’ garapan Gusti Ngurah Bagus Supartama, SSn., M.Si. Usai tari kebesaran tampil bondres yang terdiri dari tiga siswa. Setelah itu menyusul koloborasi puisi dan gender yang berjudul ‘Egol Ngepir’ .
Tak kalah menarik penampilan teater dari Teater Lingkar SMPN 2 Denpasar yang menampilkan teater Joged. Puncaknya, menampilkan joged genjek kreasi DSG dengan penata tari Kompyang Gede Dharma Putra dan penata tabuh Wayan Winada dan Nyoman Pulla Suarjaya. Menurut pembimbing seni tari yang sekaligus sebagai Ketua pementasan dari SMPN 2 Denpasar, Gst A.A.M. Seni Wati, S.Pd, pementasan ini merupakan upaya pencarian jati diri siswa-siswa SMPN 2 Denpasar.
“Acara seperti ini sangatlah membantu siswa-siswi kami dalam menemukan jati diri mereka, khususnya dalam berkesenian,” ungkap Seni Wati sembari sibuk merias anak didiknya di bawah Gedung Ksirarnawa sebelum pementasan.
Wanita berkulit kuning langsat ini tampak serius memerhatikan detil wajah para penarinya. Tampak sesekali ia terbangun dari duduknya yang mengambil posisi bersila itu. Kali ini dirinya dan seniman mudanya mempersiapkan penampilan yang berani ia jamin dapat memukau khalayak ramai.
“Untuk malam ini kosnep yang kami ambil teatrikal tradisional. Tampilannya lengkap dengan tarian, gamelan, dramanya, komplit lah,” terangnya meyakinkan.
Penampilan siswa-siswa SMPN 2 Denpasar memang menarik mendapat apresiasi antusias dari penonton seperti janji Seni Wati. Hanya saja tak ada gading yang tak retak. Demikian pula penampilan SMPN 2 Denpasar. Pementasan tersebut agak terganggu pada pementasan bondres dan teater Lingkar yang menyajikan operet. Beberapa ucapan dan acting di panggung terasa kurang etis dilakukan siswa-siswa seusia pelajar SMP. Apalagi mewakili sebuah institusi pendidikan. Itu yang perlu diperhatikan pihak sekolah. Beruntung penampilan Genjek Joged Kreasi yang apik mampu menutupi kekurangan tersebut.
[pilihan-redaksi2]
Tak hanya SMPN 2 Denpasar, SMPN 1 Gianyar pun mampu menunjukkan kreativitasnya yang apik melalui garapan sendratari ‘Pemujaan Dewi Sri’ garapan pembina tari Wayan Megawati S.Sn., M.Sn. dan pembina tabuh Dewa Putu Kandel , S.Pd., M,Pd. Pementasan diawali dengan kegelisahan petani. Kegelisahan karena lahan pertanian semakin sempit dan diserang hama. Kehadiran Dewi Sri mampu mengusir hama setelah petani melakukan upacara nanggluk merana. Sehingga hasil panen melimpah dan mereka pun menyelenggarakan pesta dengan hiburan joged bumbung.
Tak hanya SMPN 2 Denpasar, SMPN 1 Gianyar pun mampu menunjukkan kreativitasnya yang apik melalui garapan sendratari ‘Pemujaan Dewi Sri’ garapan pembina tari Wayan Megawati S.Sn., M.Sn. dan pembina tabuh Dewa Putu Kandel , S.Pd., M,Pd. Pementasan diawali dengan kegelisahan petani. Kegelisahan karena lahan pertanian semakin sempit dan diserang hama. Kehadiran Dewi Sri mampu mengusir hama setelah petani melakukan upacara nanggluk merana. Sehingga hasil panen melimpah dan mereka pun menyelenggarakan pesta dengan hiburan joged bumbung.
Made Putri Nareswari selaku penampil pun mengungkapkan suka dukanya saat mempersiapkan penampilan ini. Bagi putri, ada sedikit halangan yang membuat dirinya dan kawan-kawan sempat kelimpungan. “Saat latihan kami sering pulang malam, ada juga yang diomelin sama orang tuanya, tapi kami berusaha untuk menampilkan yang terbaik,” ujarnya. Hal ini pun terbukti dengan pementasan yang dipersembahkan muda-mudi SMPN 1 Gianyar. Alhasil pementasan yang bertajuk ‘Pemujaan Dewi Sri’ sukses menghibur khalayak ramai.
Sementara itu sore harinya tampil anak-anak TK Permata Ibu dan TK Adi Mekar Indonesia (AMI) di acara Pentas Kreativitas TK/PAUD dalam rangkaian Bali Mandara Nawanatya di kalangan Angsoka. TK Permata Ibu menampilkan beberapa lagu dan tarian. Adapun TK AMI membawakan operet yang melibatkan guru dan siswa TK dengan judul ‘Sekar dan Bunga’. (bbn/rls/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls