search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sulinggih Diharapkan Menjadi Panutan dan Penerang Umat
Minggu, 1 April 2018, 13:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan sulinggih akan senantiasa menjadi panutan dan penerang bagi umat dalam melaksanakan upacara maupun dalam menjalin kehidupan sehari-hari. 
 
[pilihan-redaksi]
"Sulinggih ini milik semua umat, untuk itu sudah sepatutnya menjadi pengayom umat, dan wajib memberikan pencerahan kepada umat, muput yadnya serta nyastra,”imbuhnya saat menghadiri  Upacara Rsi Yadnya Apodgala Munggah Sulinggih Ida Bhawati Pasek Putu Mas Sujana Kesarengin Ida Bhawati Istri Tri Rahayu Christiani, di Grya Penataran Renon Denpasar, Jumat (30/3).  
 
Pada kesempatan dharmawacana  Gubernur Pastika sangat  mengapresiasi bertambahnya sulinggih yang akan melayani umat dan sekaligus memberikan pencerahan-pencerahan kepada kita semua dalam menjalankan swadarma kita masing-masing menuju jalan kebaikan dan kehidupan yang lebih baik.
 
"Selamat untuk Ida Bawati Pasek Putu Mas Sujana beserta istri Ida Bawati Pasek Istri Tri Rahayu kristiani, semoga dengan bertambahnya sulinggih khususnya Mahagotra Pasek Sanak Sapta Resi menjadi 290, mampu memberikan ilmunya kepada masyarakat agar tercipta suatu keseimbangan antar umat," ujarnya. 
 
Lebih Lanjut Pastika mengatakan, sebagai masyarakat Hindu khususnya keluarga besar Mahagotra Sanak Sapta Resi sangat membahagiakan kita semua sebagai semeton warga masyarakat, mudah-mudahan dengan bertambahnya sulinggih akan dapat memberikan vibrasi getaran spiritual kepada kita semua menuju kehidupan yang lebih baik melalui prilalu, cara berpikir dan tutur kata. Kita semua beragama Hindu, Hindu memberikan jawaban-jawaban, memberikan jalan untuk lebih baik kecahaya yang terang.
 
[pilihan-redaksi2]
Sementara itu Ida Empu  Jaya Acarya Nanda mengatakan, menjadi seorang sulinggih atau mediksa dari masyarakat biasa dan menjadi siva tidaklah mudah, menjadi seorang sulinggih ada beberapa tahapan dan proses yang harus kita lakukan, tidak langsung menjadi sulinggih. Berproses dari Pemangku, lanjut Bawati, barulah menjadi Sulinggih. Jika berbicara tentang Hindu kita harus memiliki modal budaya adalah cara untuk melangsungkan hidup.
 
Dalam Upacara Dwijati adalah upacara yang bermakna lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasi) sebagai seorang sulinggih. Sejak seseorang mendapat diksa dalam upacara penyucian ini, mereka dikenal sebagai Dwijati dan dari padanya di harapkan mulai mematuhi segala peraturan sebagai sulinggih. 
 
"Seseorang yang sudah mulai proses tata upacara diksa inilah yang mempunyai wewenang luas dalam pelaksanaan dan menyelesaikan berbagai upacara yadnya,” tuturnya. (bbn/rlspemprov/rob)

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami