Kesenian Sebagai Jembatan Rasa, Estetika dan Mandala Pengetahuan
Sabtu, 14 April 2018,
17:50 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Kesenian dinilai sebagai jembatan membangun rasa dan estetika serta mandala pengetahuan. Hal inilah yang mendasari penyelenggaraan Bali Mandara Nawanatya, sehingga kedepan diharapkan kesenian dapat menjadi mandala pengetahuan di bidang sastra, spirit, budaya dan lainnya.
[pilihan-redaksi]
Hal tersebut disampaikan kurator Bali Mandara Nawanatya III, Kadek Wahyudita, S.Sn, saat ditemui usai pementasan kreatifitas pelajar, Jumat malam (13/4) di Taman Budaya, Denpasar.
Hal tersebut disampaikan kurator Bali Mandara Nawanatya III, Kadek Wahyudita, S.Sn, saat ditemui usai pementasan kreatifitas pelajar, Jumat malam (13/4) di Taman Budaya, Denpasar.
Secara keseluruhan, kata dia Pementasan yang menampilkan SMPN 1 Semarapura dan SMPN 3 Denpasar dinilai sudah bagus, namun pada dasarnya seni yang dilakoni juga membutuhkan inovasi agar lebih berkembang. Menurut Wahyudita penampilan SMP Negeri 1 Semarapura maupun SMP Negeri 3 Denpasar walau sudah menghibur, masih memerlukan inovasi dalam menyajikan tampilannya.
Seluruh penonton bertepuk tangan dan tertawa dengan riangnya. Maklum saja, kedua SMP Negeri yakni SMP Negeri 1 Semarapura dan SMP Negeri 3 Denpasar telah berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya. Sebagai penampil pertama, SMP Negeri 1 Semarapura telah siap dengan Pentas Seni Dramatari Calonarang Sudamala.
Sesuai konteksnya, para seniman dari kabupaten Klungkung ini pun mempersembahkan drama yang diselingi dengan tarian, khususnya joged yang bertajuk Joged Serombotan. I Nyoman Karyawan, kepala sekolah SMP Negeri 1 Semarapura pun mengungkapkan bahwa anak-anaknya murni dilepas dan membebaskan siswa-siswinya untuk berkreasi.
“Komunitas seni sekolah kami yang bernama Senja (Seniman Remaja) sudah ada sejak tahun 86 tetapi kembali dihidupkan 3 tahun lalu dan pada garapan kali ini kami bebaskan anak-anak untuk berkreasi tetapi tetap pada bimbingan pembina,” terangnya.
Usai menikmati dramatari dari SMP Negeri 1 Semarapura, sebagai penampil kedua SMP Negeri 3 Denpasar mempersembahkan persembahan kompilasi yakni bebondresan, tarian kebesaran ‘Tri Lingga’, Macepat, Menyanyi Pop Bali, dan Joged. Yang secara keseluruhan telah menghibur khalayak yang hadir di Art Center. Sebagai pembina Ida Ayu Made Suryani pun mengungkapkan suka duka saat anak didiknya berkesempatan untuk mengisi acara Nawanatya.
[pilihan-redaksi2]
“Senang anak-anak bisa tampil, tetapi karena hampir sebagian besar anak kelas 9 yang tampil jadinya cukup sulit menyeimbangkan waktu latihan dengan ujian-ujian sekolah yang mereka hadapi,” ungkapnya. Meski demikian, Suryani dan para penampil telah berhasil menampilkan sebuah garapan yang sifatnya entertaining (menghibur-red) khalayak ramai.
“Senang anak-anak bisa tampil, tetapi karena hampir sebagian besar anak kelas 9 yang tampil jadinya cukup sulit menyeimbangkan waktu latihan dengan ujian-ujian sekolah yang mereka hadapi,” ungkapnya. Meski demikian, Suryani dan para penampil telah berhasil menampilkan sebuah garapan yang sifatnya entertaining (menghibur-red) khalayak ramai.
Polos dan Murni
Tari Puspawresti, Di Sini Senang, Gerak dan Lagu, Tari Kembang Janger, Fashion, Wheels on The Buss, serta Senam Maumere, menjadi penampilan yang mengisi garapan TK Saraswati 1 Denpasar. Sekolah yang dikepalai oleh Ni Wayan Kartini, S.Pd tampil dengan mantap. “Karena waktunya 2 (dua) minggu, pilih anak-anak yang lebih cepat menangkap. Selain itu, ekstra rutin diadakan sehingga kami pun siap,” ujarnya.
Tak jauh berbeda dengan TK Saraswati 1 Denpasar, TK Bali Dewata pun turut menghibur penonton yang telah hadir di Kalangan Angsoka. Kadek Puspa yang menjadi guru sekolah ini pun mengutarakan ada 4 (empat) tarian yang ditarikan anak didiknya, yaitu Tari Puspanjali, Tari Wirayudha, Tari Gopala, Tari Janger.
“Kami berani mengambil resiko dengan melibatkan anak-anak playgroup yang masih sangat belia. Meski kesulitan dan anak-anak tidak terlalu detail menghafal gerakan, setidaknya kami sudah mempersembahkan apa yang kami punya dengan senatural mungkin,” ungkapnya dengan meyakini bahwa anak didiknya masih diselimuti kepolosan yang murni. (bbn/rls/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls