search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hasil Penelitian YPKP: Resiko Konsumsi Vape 2 Kali Lebih Rendah dari Rokok
Jumat, 3 Agustus 2018, 07:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Hasil penelitian Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia menyatakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik atau vape memiliki resiko kesehatan dua kali lebih rendah daripada rokok. 
 
[pilihan-redaksi]
Peneliti YPKP Indonesia, Dr. drg. Amaliya, MSc. Ph.D, mengatakan produk tembakau alternatif, juga menjadi salah satu solusi bagi perokok aktif yang tidak bisa berhenti secara langsung. Perokok dapat berhenti secara bertahap dengan cara beralih ke produk tembakau yang memiliki resiko kesehatan lebih rendah.
 
“Akan tetapi, tetap cara paling baik untuk tidak terpapar penyakit terkait rokok, tentu adalah dengan cara berhenti merokok sepenuhnya,” jelas Amaliya.
 
Dikatakan, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Provinsi Bali, perokok dewasa di Bali mencapai 18 persen. Melihat angka tersebut, Pulau Dewata membutuhkan solusi komprehensif untuk menurunkan jumlah perokok.
 
Sementara itu, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto menjelaskan perokok yang ingin beralih ke produk tembakau alternatif merasa khawatir karena produk ini belum mendapatkan izin dari pemerintah. 
 
"Saat ini, melalui PMK 146 dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pemerintah secara resmi telah menyatakan, legalitasnya. Ini merupakan, kemajuan bagi industri kami yang patut diapresiasi,” ujarnya.
 
Dikatakan, bahwa merujuk kembali pada berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah, seyogyanya pemerintah kedepannya juga dapat membuat peraturan yang lebih bijak dengan mempertimbangkan sisi konsumen. Yakni, perokok aktif yang berkeinginan untuk berhenti dengan menggunakan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar dalam prosesnya.
 
[pilihan-redaksi2]
"Dalam hal ini sangat penting peran pemerintah dalam mendorong upaya penurunan prevalensi rokok, salah satunya dapat ditempuh dengan penggunaan produk tembakau alternatif. Upaya untuk mengatasi permasalahan ini dapat dimulai dari daerah, yaitu dengan pemberian informasi yang tepat mengenai produk tembakau alternatif dan bagaimana potensinya dapat membantu perokok untuk beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko. Bahkan, bukan tidak mungkin nantinya bisa berhenti total," ucapnya.
 
Aryo menambahkan, pemerintah juga setidaknya tetap memberi ruang bagi pengguna produk tembakau alternatif untuk mengonsumsinya di tempat-tempat umum. Karena, uap yang dihasilkan produk tersebut tidak merubah kualitas udara dalam ruangan tertutup. Dengan demikian diharapkan semakin banyak perokok yang terdorong untuk beralih ke produk lebih rendah resiko tersebut juga. (bbn/aga/rob)

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami