search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ratusan Umat Budha Ikuti Upacara "Fang Shen" di Pelabuhan Benoa
Senin, 12 November 2018, 06:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Ratusan masyarakat dan Umat Buddha di Bali melakukan upacara "Fang Shen" atau Pembebasa Hidup dengan acara pelepasan ikan, yang dipimpin Guru Besar Umat Budha YM Passang Rinpoche, di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Minggu (11/11/2018).
 
Sebelum acara pelepasan ribuan ekor ikan tersebut, guru besar Umat Buddha Passang Rinpoche melakukan puja mantra yang diikuti peserta kegiatan itu, sebagai wujud persembahan kepada Tuhan untuk mengantarkan satwa hidup yang akan dilepas kembali ke habitatnya.
 
 
Panitia acara, Sofyan, mengatakan acara ritual pelepasan makhluk hidup, salah satunya ikan ke habitatnya bermakna untuk melepaskan keterikatan oleh penghuni alam ini, seperti manusia itu sendiri.
 
"Makna dari pelepasan satwa hidup, yakni ikan untuk bisa hidup di alamnya. Sebagai manusia harus memberikan kebebasan, tak terbelenggung untuk memenuhi keinginan dari manusia tersebut. Biarkan mereka hidup, karena apa yang ada di dunia adalah ciptaan Tuhan," ujarnya.
 
Ia mengatakan menjalankan kebajikan dan cinta kasih tersebut adalah dengan cara membebaskan seluruh satwa yang ada di alam ini. Kali ini adalah serangkaian kegiatan puncak acara dari kegiatan ritual "Chau Tu dan Yen Kung" yang diselenggarakan Vihara Satya Dharma Denpasar pada Sabtu (10/11) malam.
 
Sementara itu, guru besar Umat Buddha Passang Rinpoche berpesan kepada umat untuk selalu menanamkan  welas asih dan dharma kepada sesama dan lingkungan sekitarnya.
 
"Dengan jalan tersebut maka kebahagiaan akan tercapai. Sebab membebaskan makhluk hidup dari belenggu penderitaan adalah jalan cinta kasih dan dharma," ujarnya.
 
Passang Rinpoche bertutur, sejak kecil telah menekuni ajaran Buddha, dan pola hidupnya adalah vegetarian (tidak makan daging), agar tetap bisa sehat dan bahagia. Karena untuk menjaga stamina kesehatan tidak mesti bergantung terhadap daging.
 
"Masih banyak makanan pengganti protein yang terbuat dari hewan (daging). Pola makan vegetarian adalah bagian kehidupan untuk menaburkan cinta kasih kepada satwa. Sebab kita tidak akan melakukan pemotongan terhadap satwa tersebut. Oleh karena itu saya mengajak semua umat manusia menjalankan kehidupan seperti itu. Saling memberi kasih sayang dan dharma untuk kesempurnaan dan kedamaian," ujarnya.
 
     

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami