search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penyaluran Dana KUR di Bali Dominan Terserap Sektor Perdagangan
Kamis, 26 September 2019, 22:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Pembiayaan penyaluran dana KUR oleh perbankan saat ini di Bali sebagian besar disalurkan ke sektor perdagaan karena dipandang oleh pihak Bank memiliki kemampuan membayar yang terukur.
 
[pilihan-redaksi]
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara, Rochman Pamungkas, Rabu (25/9) di Sanur, Denpasar, Bali mengatakan secara analisis kemampuan membayar tersebut kemungkinan dipandang memang sektor perdagangan lebih terukur jika dibandingkan dengan pergerakan dalam sektor-sektor lain.
 
Misalnya, kata dia di sektor pertanian memiliki resiko yang sangat tinggi seperti, tanaman Jagung, bawang dan tanaman jenis lain-lainnya tentu usaha tersebut ditentukan oleh faktor cuaca. 
 
"Jika seandainya orang yang membiayai ini tidak mengerti mengenai pertanian mungkin tidak akan bisa mengukur kemampuannya. Maka dari itu, resiko di sektor pertanian dipandang oleh perbankan saat ini masih tinggi," ujarnya.
 
Sebenarnya penyaluran dana KUR oleh perbankan semestinya mampu membiayai sektor-sektor hulu yang nantinya akan mampu memberi penambahan sektor ekonomi.
 
[pilihan-redaksi2]
"Penyaluran dana KUR, sebenarnya harus membiayai sektor-sektor hulu seperti, di sektor Pertanian, Perikanan, Perkebunan yang nantinya akan dapat menambah pertumbuhan ekonomi sebenarnya. Akan tetapi, dalam prakteknya masih terkendala di pengukuran yaitu di dalam kemampuan membayar tersebut. Jadi, jika dilihat saat ini tidak begitu banyak bank-bank yang mengerti Perkebunan," bebernya.
 
Jika dibandingkan dengan sektor perdagangan tentunya barangnya hanya itu-itu saja yang nilainya tinggal ditambahkan saja. "Misalnya saya beli barang dengan harga Rp 100 kemudian dijual dengan harga Rp 120.  Jika dilihat secara barangnya tentu di sektor perdagangan tidak akan bertambah hanya menambahkan nilainya saja. Sedangkan untuk jumlahnya tentu tetap," katanya. (bbn/aga/rob)
 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami