search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bincang Santet Bersama Jro Darmayuda (1): Nyata atau Takhayul ?
Kamis, 10 Oktober 2019, 12:55 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Fenomena ilmu santet atau teluh selama ini santer terdengar di tengah masyarakat Indonesia termasuk di Bali. Banyak yang meragukan dan menganggapnya takhayul, namun banyak juga yang mempercayainya. Seperti apa sebenarnya fenomena ilmu santet atau teluh ini? Berikut wawancara Beritabali.com dengan praktisi spiritual asal Tabanan Bali, Jro Nyoman Darmayuda.

Saat ditemui Beritabali.com, Jro Nyoman Darmayuda tengah berada di rumah salah satu "klien" nya. Untuk menjaga privasi "klie" nya, Jro meminta agar lokasi rumah klien atau pasien yang ditanganinya tidak ditulis.

Saat diwawancara, Jro baru saja selesai mengangkat "barang kiriman" yang disebutnya sebagai ulah praktisi ilmu santet. "Barang kiriman" yang diambil dari tanah ini berbentuk paku yang sudah berkarat. Ada tiga paku berkarat yang diambil dari dalam tanah. Paku ini diambil dari lokasi acak alias tidak direncanakan sama sekali baik oleh pemilik rumah maupun oleh Jro.

Untuk mengambil "barang santet" berbentuk paku ini, Jro dibantu oleh asistennya harus membongkar lantai batu sikat yang ada di halaman depan "klien" nya. Ada tiga titik lokasi acak yang dibongkar. Dari semua lubang itu ditemukan masing-masing satu paku berkarat dengan ukuran hampir sama besar.

"Percaya tidak percaya, hal-hal seperti ini (santet) memang benar ada, seperti "kiriman" santet berbentuk paku ini,"ujar Jro Nyoman.

Paku-paku yang dipercaya sebagai "barang kiriman" santet ini, kata Jro, yang membuat penghuni rumah merasa kesakitan di bagian tubuhnya, terutama di bagian kaki, dan bagian tubuh lainnya. Jika paku santet ini tidak segera diambil, kata Jro, penghuni rumah yang menjadi sasaran tembak ilmu santet akan semakin parah sakitnya.

"Jadi kalau kalau ada (orang) yang sakit, 2 hingga 3 kali pergi ke dokter dan tidak ada perubahan, ini perlu dipertanyakan, ini ada apa, ini sakit medis atau non medis. Kalau sakit non medis dibawa ke medis biar dibawa sampai 10 kali tidak akan ada hasilnya, demikian juga sebaliknya, jadi pengobatan medis dan non medis ini harus sejalan,"ujarnya.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami