Inovatif, Peternak Buat Alat Sterilisasi Kandang Babi Cegah Penyebaran Virus
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Untuk mencegah meluasnya kematian babi yang diduga disebabkan oleh virus, peternak di Tabanan menerapkan pola sterilisasi kandang. Tidak hanya itu, pengunjung kandang juga disteril dengan disinfektan.
[pilihan-redaksi]
Salah satu peternak, I Nyoman Ariadi di Desa Sudimara Kecamatan Tabanan terapkan sanitasi disinfektan dengan sistem spraying sebagai penyeteril virus di badan. Bagi orang yang masuk ke areal kandang babinya disemprot hingga tiga kali.
Ariadi menerapkan sistem spraying dilakukan di tiga tempat untuk pencegahan virus itu. Pertama dipasang di pintu masuk utama kandang yang dinamakan zona merah Disini orang yang masuk tinggal memencet spraying tersebut.
Bahkan di pintu masuk itu diberikan kubangan air yang berisi disinfektan. Tujuannya agar virus yang menempel di alas kaki bisa mati. Kedua dipasang di areal masuk kandang yang dinamakan zona kuning. Di areal ini juga orang yang masuk kandang diminta semprotkan diri melalui spraying tersebut.
Dan terakhir adalah di dalam kandang yang disebut zona hijau. Orang maupun petugas yang akan bekerja juga melalukan penyemprotan diri dengan spraying. Kemudian baru melakukan aktifitas di sekitaran kandang babi. Menariknya juga di pintu masuk kandang Ariadi juga dipasang spanduk dilarang masuk tanpa seijin petugas.
Ariadi sekaligus Perbekel Desa Sudimara dan Wakil GUPBI (Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia) Bali menuturkan langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan kematian babi mendadak. Dia menerapkan sanitasi dengan sistem spraying semprot ke orang sudah tiga pekan.
"Saya pasang sekitar tiga tempat mulai dari pintu masuk rumah hingga pintu masuk kandang," tegasnya.
Dituturkan langkah tersebut didapat melalui informasi dari profesor, dinas maupun dari youtube. Pemasangan tersebut diakui sangat sederhana tinggal membelikan tabung dilengkapi spraying dan diberikan obat disinfektan.
"Pemasangan berlapis ini tujuanya supaya orang yang masuk ke kandang tidak luput dari penyemprotan disinfektan ini," jelasnya.
Dan saat ini cara tersebut telah diimbau kepada peternak yang ada di Desa Sudimara untuk melakukan hal sama sebagai upaya pencegahan. Meskipun dia sendiri tidak berani jamin bahwa dengan langkah itu virus bisa dihentikan.
"Setidaknya kita usaha dulu, karena hanya langkah sanitasi ini yang bisa dilakukan sebab virus belum ada obatnya," aku Ariadi.
Meskipun demikian, sanitasi dengan spraying ini baru dia sendiri yang melakukan, namun masyarakat yang lain sudah melakukan penyemprotan biasa dengan disinfektan di kandang maupun got sekitar rumahnya. Serta sudah dilakukan penyuluhan terhadap sejumlah peternak walapun hanya beberapa yang hadir.
Mengenai dengan biaya pembelian disinfektan menggunakan sistem spraying tersebut diakui Ariadi tidak banyak. Satu liter air hanya memerlukan 1 mm disinfektan. Bahkan harga 1 mm disinfektan hanya Rp 500 tergantung jenis.
"Lagi pula saat melakukan spraying yang keluar tidak banyak hanya berupa embun. Jadi tidak mahal kok. Orang kira mahal karena mereka belum coba. Sementara kita harus mencegah karena investasi (babi) ada di dalam rumah," bebernya.
Ditambahkan Ariadi jika ada orang belajar membuat penyemprotan dengan sistem spraying dia siap untuk membantu. Dia pun berharap dengan sistem ini virus tidak menyebar di Desa Sudimara.
"Astungkara saat ini masih aman, mudah-mudahan tidak ada lagi, karena di Desa Sudimara belum terdampak. Ada katanya satu ekor babi warga mati tetapi belum diketahui apa penyebabnya. Harapan kita agar virus cepat mereda," ujarnya.
Reporter: bbn/tab