search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Belasan Babi Mati di Karangasem dengan Gejala yang Hampir Sama
Senin, 24 Februari 2020, 20:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Kasus kematian ternak Babi di Karangasem terus bertambah, kali ini sejak beberapa hari terakhir belasan Babi mati di wilayah Dusun Bugbug Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan / Kabupaten Karangasem.

[pilihan-redaksi]
Anehnya, kebanyakan ternak Babi yang mati di wilayah tersebut diawali dengan ciri-ciri yang sama yaitu tidak mau makan dan lemas hingga berujung kematian. 

Setidaknya berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, sudah ada belasan ternak Babi yang mati. Kasus terakhir menimpa ternak milik Ni Ketut Kari (60) warga Dusun Bugbug Samuh. Penyakit misterius menyerang enam ekor anakan Babi berusia 2 bulan beserta indukannya milik Kari.

"Yang mati pertama itu enam ekor anakan sudah berusia dua bulan siap jual dengan gejala yang hampir sama, setelah anakn dua hari yang lalu indukannya juga ikut mati," tutur Ni Ketut Kari saat ditemui media ini dirumahnya pada Senin (24/02/2020).

Menurut Kari, kasus kematian ternak memang kerap kali dialaminya selama sepuluh tahunan lebih menjadi peternak Babi hanya saja kasusnya tidak seperti saat ini dimana penyakit menyerang hingga membuat seluruh ternak hingga indukannya mati.

Akibatnya, saat ini Kari tidak lagi memiliki ternak yang dijadikan sebagai salah satu penunjang perekonomian keluarganya. Dengan kematian ternaknya tersebut Kari mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

"Ya lumayan lah, anakan itu kira kira harganya Rp. 600 ribuan per ekor sedangkan indukannya kalo dijual sekitar Rp. 2 jutaan," ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh peternak lainnya Nyoman Sumantra, kasus dengan gejala yang sama juga sempat menyerang ternak Babi peliharaannya kurang dari satu bulan yang lalu yang mengakibatkan lima ekor anakan Babi miliknya mati.

"Ya baru-baru ini ada lagi anakan babi yang mati, total sudah lima ekor yang mati," ungkap Sumantra.

Kepala Wilayah Dusum Bugbug Samuh, Ni Nyoman Citera Darma Wijayanti mengaku cukup kesulitan mendata ternak warga yang mati karena selama ini warga enggan untuk melapirkan atau hanya sekedar memberikan informasi kepada dirinya.

"Warga tidak ada yang melapor, tetapi begitu mendengar adanya kasus kematian ternak saya langsung datang kerumahnya," ujarnya saat mendampingi media ini melihat ternak warga.

Sementara itu, Kasi Keswan UPTD Puskeswan Kabupaten Karangasem, I Nengah Kepeng menghimbau, apabila ada ternak warga dimanapaun diwilayah Kabupaten Karangasem agar dilaporkan. Meskipun ternak yang mati hanya satu namun informasi tersebut sangatlah penting untuk melakukan tindakan pencegahan sehingga penyakit tidak sampai mengenai ternak yang lainnya.

"Kita imbau kepada masyarakat agar melaporkan jika ada kematian ternak agar pihak UPTD bisa langsung melakukan penanganan untuk mencegah penularan ke hewan ternak lainnya," tandasnya saat dikonfirmasi.

Awalnya enam ekor anakan Babi milik kari mendadak lemas dan tidak mau memakan makanan yng diberikan padahal makanan itu adalah makanan yang sama diberikan sebelumnya. Setelah itu, Babi kemudian berangsur - angsur lemas hanya bertahan beberapa hari sampai akhirnya mati.

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami