search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jumlah Babi Mati Capai 1700 ekor di 7 Kabupaten
Rabu, 26 Februari 2020, 17:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Angka kematian babi akibat diserang penyakit yang diduga African Swine Fever atau ASF di Bali terus bertambah. Hingga kini jumlah babi milik peternak yang sudah dilaporkan mati mencapai 1700 ekor dan kemungkinan akan terus bertambah.

[pilihan-redaksi]

Menurut data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali hari Rabu (26/2/2020) jumlah ternak babi yang mati sudah mencapai 1700 ekor babi. Kematian ribuan ekor babi ini terjadi di tujuh dari sembilan kabupaten yang ada di Bali.

"7 kabupaten yang melaporkan adanya kematian babi secara massal yang mengaraf pada ASF terjadi di kabupaten Tabanan, Denpasar, Badung, Buleleng, Gianyar, Bangli, dan Karangasem. Sementara dua kabupaten yakni Jembrana dan Klungkung hingga saat ini masih nihil kematian babi akibat penyakit yang diduga ASF,"jelas Ida Bagus Wisnuardhana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali.

Kasus kematian babi terakhir yakni sebanyak 300 ekor dilaporkan terjadi di wilayah Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kematian ratusan ekor babi di Desa Bila kabupaten Buleleng ini terjadi di satu peternakan babi yang besar dan cukup modern.

"Meski masih diduga ASF, tapi penanganan yang sudah kami lakukan sudah seperti prosedur menangani penyakit babi ASF," ujar Wisnuardhana.

Terkait jumlah babi yang mati di Bali, Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) propinsi Bali mengatakan data jumlah babi yang mati versi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali tidak sesuai dengan fakta di lapangan. GUPBI Bali menyebut jumlah babi yang mati di Bali saat ini sudah mencapai lebih dari lima ribu ekor, dimana sebagian besar kematian babi tidak dilaporkan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali.

Dengan banyaknya jumlah babi yang mati, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali meminta kepada para peternak agar berhenti membuang babi yang mati ke sungai atau pantai. Tindakan ini akan membuat wabah kematian babi semakin menyebar ke wilayah lain di Bali. Peternak diminta segera mengubur babi yang mati atau membakarnya jika memungkinkan.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami