Kebijakan di Rumah Saja, Warga: Bagaimana Cari Penghidupan dan Bayar Cicilan?
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Untuk membatasi penyebaran virus corona, pemerintah menginstruksikan masyarakat untuk bekerja dan melakukan aktivitas di rumah. Meski anjuran ini dinilai positif, namun di satu sisi warga mempunyai sikap yang berbeda, terutama dari golongan menengah ke bawah.
[pilihan-redaksi]
Mereka yang sehari-hari harus keluar untuk mencari penghasilan akan terdampak dari kebijakan ini dan tentunya juga berpengaruh pada finansial mereka yang tentunya memiliki cicilan di bank tentunya.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warganet, Ketut Centong. Menurutnya, selama belum ada kebijakan pemerintah yang tegas soal Perbankan untuk mengatasi dampak perekonomian dari virus corona yang mewabah. Kedua, lanjutnya, mereka mempertanyakan kesinambungan dari logistik masyarakat jika tidak diizinkan beraktivitas diluar rumah.
Selanjutnya, kata dia, ia mempertanyakan kejelasan soal tagihan kredit bank, logistik makanan, dan obat-obatan (farmasi) kepada masyarakat.
"Seperti apa jaminan pemerintah setempat. Biar ada kejelasan," jelasnya
Ia menyinggung bagi mereka orang-orang kaya (high class) bisa aman dgn kondisi seperti ini, semua tercukupi dan bisa koar-koar #dirumahaja, tapi bagi masyarakat kelas menengah kebawah (low class), mereka akan tetap aktivitas dan mengabaikan imbauan pemerintah. Mereka (low class) akan #dirumahaja kalau memang ada kejelasan soal 2 poin di atas.
"Slogan #dirumahaja ngga bakalan mempan, 2 hal Ini menurut saya penting utk disampaikan ke publik. Ampura, sekedar masukan dan saran. Suksma," ketusnya.
Hal senada juga disampaikan Didi Suhaedi. Warga yang memiliki usaha pengerajin bunga untuk dibawa ke hotel mengeluh karena usaha tutup tetapi pihak bank masih menagih terus.
Reporter: bbn/tim