search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hari Ini Prosesi Ngaben Karyawati Bank dengan Prokes Ketat
Kamis, 31 Desember 2020, 10:45 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Jasad karyawati Bank Mandiri Cabang Kuta, Ni Putu Widiastiti, 24, diaben (upacara kremasi adat Bali-red) Kamis (31/12) siang ini. 

Jasad korban yang ditemukan tewas di rumahnya di jalan Kerta Negara, Gang Widura, Nomor 24, Dusun Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Denpasar ini diberangkatkan dengan ambulans ke Setra Dalem Alas Arum, Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati. 

Selain kematiannya yang sadis dengan ditemukan 25 luka tusuk di sekujur tubuh, korban yang akrab disapa Ewik ini juga dinyatakan positif Covid-19

Sehingga prosesi pengabenan menerapkan protokol kesehatan ketat. Seperti diungkapkan Paman korban, I Wayan Suwatra saat dikonfirmasi. 

"Terkait pengabenan, digelar di rumah duka Banjar Pekuwudan, Desa/Kecamatan Sukawati menuju Setra Pura Dalem Alas Arum, Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati Kamis (31/12) siang ini. Ngaben dengan protokol kesehatan ketat. Satgas Covid desa sudah rembug tentang ini," jelasnya.

Jasad korban terlebih dahulu akan diupacarai di rumah duka. Jasad tetap aman dalam peti. 

"Nyiramin di natah hanya simbolik. Peti tetap di bale dangin. Setelah prosesi di rumah selesai, peti diangkat oleh tim dengan APD lengkap langsung dibawa ambulans menuju setra," jelasnya. 

Pihaknya pun meminta, teman-teman korban yang hendak melayat mematuhi protokol kesehatan. Terutama tidak berkerumun dan menjaga jarak satu sama lain. 

Mengenai korban yang positif covid, Wayan Suwatra mendapat kabar tersebut dari RSUP Sanglah. 

"Kabar ini keluarga dapatkan dari pihak rumah sakit. Ketahuan dari tes swab, dikatakan positif," ujarnya. 

Hanya saja, orang tua korban I Ketut Widia dan Ni Kadek Astiti masih belum percaya hal tersebut. 

"Cuman adik tiyang Ketut tidak bisa menerima. Sebagai orang tua tentu sangat sedih melihat anaknya seperti ini," ungkapnya. 

Namun demikian, keluarga lain mencoba untuk ikhlas. "Karena dari tim kan punya bukti akurat. Tiyang no komen, yang jelas prosesi upacara Ngaben mentaati protokol kesehatan," jelasnya. 

Ditanya apakah keluarga lain yang kontak erat dengan korban akan diuji swab, Wayan Suwatra mengaku belum. "Kontak erat ewik, tiyang tidak berani memberikan statmen. Biarlah tim kesehatan yang tau. Sejauh ini keluarga belum ada diswab. Mudahan sih enggak," ujarnya.

Sementara Kelian banjar setempat, I Ketut Rai Suparsa saat dikonfirmasi terkait korban positif covid-19, mengatakan, informasi secara resmi belum diterima oleh pihak banjar. 

Namun kata dia, pihak keluarga telah mengetahui hal tersebut. Karena itu, prosesi pengabenan akan digelar menggunakan protap protokol kesehatan. 

"Ke banjar belum sampai informasinya (terkait positif covid-19). Tapi keluarganya sudah tau. Untuk tindak lanjut, rencananya ngaben dengan prokes," ujarnya. 

Terkait apakah tindak lanjut yang dilakukan pihak banjar dengan pihak keluarga yang sempat kontak dengan korban, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan kepala desa setempat. 

"Bisa saja (diisolasi). Nanti saya koordinasi dulu dengan kepala desa dan pihak terkait. Sampai saat ini belum dilakukan upaya terkait itu," ujarnya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami