Nilai Pasar Bambu Global Ditaksir Capai USD60 Miliar
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Bambu merupakan tanaman yang sangat tepat digunakan dalam upaya perlindungan air serta restorasi lahan kritis.
"Bambu mampu tumbuh di lahan yang rusak, jaringan akarnya mampu menstabilkan tanah miring sehingga mencegah longsor dan erosi, dua masalah yang kerap menimpa DAS, dan yang terpenting,satu rumpun bambu mampu menyimpan hingga 5.000 liter air per tahun," beber Manajer Yayasan Bambu Lestari (YBL), Wiwien Windrati belum lama ini.
Pada musim hujan, rumpun bambu menyerap dan menyimpan air di akar rimpang, batang, serta tanah di sekitarnya. Saat musim kemarau, simpanan air itu dilepaskan kembali ke tanah.
Bambu juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga bisa dipanen secara berkelanjutan. Saat ini telah diidentifikasi sekitar 1.500 penggunaan komersial untuk bambu. Nilai pasar bambu global ditaksir telah mencapai 60 miliar Dollar AS.
"Bagi YBL, bambu adalah kunci menuju Ekonomi Restorasi, sebuah cara untuk mensejahterakan masyarakat pedesaan sekaligus melindungi lingkungan," ucapnya.
Konsep Ekonomi Restorasi inilah yang sedang dikembangkan YBL di Nusa Tenggara Timur melalui program Desa Bambu. Dalam program berbasis desa ini, masyarakat petani diberdayakan untuk membibit, menanam, dan merawat bambu di lahan kritis.
"Bambu yang dipanen kemudian diolah menjadi strip dan pelet di pabrik yang dikelola desa itu sendiri. Strip akan menjadi bahan baku berbagai industri, termasuk industri konstruksi dan furnitur, sedangkan pelet untuk sumber bahan bakar terbarukan," katanya.
Untuk pemilihan jenis tanaman ini merupakan implementasi perencanaan partisipatif, dengan harapan dapat menumbuhkan semangat dan inovasi masyarakat di dalam penanaman.
Reporter: bbn/aga