Petani Didorong Manfaatkan Eco-Enzyme Sebagai Biopestisida
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Petani didorong untuk memanfaatkan eco-enzyme sebagai biopestisida untuk mengendalikan hama penyakit. Selain ramah lingkungan, eco-enzyme dapat dibuat oleh petani secara mandiri.
“Bahan-bahan yang mudah didapat yaitu limbah kulit buah seperti kulit nanas, kulit jeruk, kulit pisang, jambu, kulit pepaya serta limbah sayuran dan buah lainnya,” ungkap Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa pada Kelompok Wanita Tani Kembang Lestari, Ir. Anak Agung Sagung Putri Risa Andriani, M.Si saat dikonfirmasi di Denpasar pada (16/6).
Putri Risa yang didampingi anggota tim lainnya Dr. Made ayu Gemuh Rasa Astiti, MP dan Ir. Ni Ketut Sri Rukmini, MP mengungkapkan pemanfaatan eco-enzyme dapat menjdi solusi ditengah mahalnya harga pestisida kimia. Penggunaan eco-enzyme juga menjadi jalan dalam upaya mewujudkan pertanian organik.
“Pengendalian hama penyakit dengan eco-enzym sebesar 80% dan peningkatan hasil produksi hingga 30% karena penggunaan pestisida kimia diganti dengan pestisida nabati,” ungkap Putri Risa.
Ditambahkannya bahwa manfaat eco-enzym tidak hanya dapat digunakan sebagai biopestisida tetapi juga sebagai pupuk cair, dan anti bakterial. Larutan eko-enzim bila dicampur dengan air dapat digunakan untuk menyiram tanaman akan memberi hasil buah, bunga, atau panen yang lebih baik.
Produksi eco-enzym menjadi upaya untuk berkontribusi dalam pengelolaan limbah dan mitigasi perubahan iklim. Mengingat proses fermentasi dalam pembuatan eco-enzym dihasilkan gas O3 (ozon) yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi.