search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ukraina 'Diblokir' NATO, Tak Bisa Gabung 30 Tahun ke Depan
Rabu, 24 Agustus 2022, 15:37 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Ukraina 'Diblokir' NATO, Tak Bisa Gabung 30 Tahun ke Depan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengaku sempat meyakinkan Presiden Vladimir Putin bahwa Ukraina tak akan masuk ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"setidaknya 30 tahun ke depan."

Scholz juga menyampaikan ia mencoba meyakinkan Putin sebelum perang dimulai pada Februari lalu.

"NATO tidak pernah menjadi ancaman bagi Rusia," kata Scholz dalam dialog publik pada Minggu (21/8), dikutip dari DW.

Meski begitu, Putin malah menjawab Scholz dengan melontarkan berbagai ide yang "tak masuk akal."

Scholz menyampaikan Putin sempat berkata bahwa Belarus dan Ukraina seharusnya tidak menjadi negara merdeka. Selain itu, Scholz menilai Putin telah merencanakan perang ini sejak lama.

"Ini adalah perang yang Putin, Rusia, mulai, dengan tujuan untuk menaklukkan negara tetangganya. Saya pikir itu adalah tujuan awalnya," kata Scholz.

"Putin sebetulnya memiliki ide untuk menandai wilayah Eropa dan kemudian mengatakan, 'ini wilayah saya dan ini wilayah Anda'," lanjutnya.

Namun, Scholz menuturkan ia tak akan menghentikan dialog dengan Putin.

Sebagaimana diberitakan Brookings, Putin mencoba membenarkan perang di Ukraina dengan memanfaatkan konflik antara NATO dengan Rusia.

Putin sempat mengatakan NATO meningkatkan ancaman militer di perbatasan barat Rusia.

Meski begitu, pengamat dari Institusi Brooking Steven Pizer menilai alasan Putin menginvasi Ukraina memiliki beberapa motivasi.

Alasan pertama Putin menyerang Ukraina adalah keinginan Kremlin untuk mempertahankan pengaruhnya di negara-negara bekas Uni Soviet, pun menjaga Ukraina gara tak semakin menjauh dari Moskow.

Alasan lain dari invasi itu adalah Kremlin berpendapat Ukraina menjadi negara demokrasi, berorientasi Barat, pun mendapatkan kesuksesan ekonomi sebagai mimpi buruk.

"Karena hal itu, Ukraina dapat membuat warga Rusia bertanya-tanya mengapa mereka tidak bisa memiliki suara politik dan hak demokrasi yang sama dengan Ukraina. Bagi Kremlin, keberlangsungan rezim adalah yang utama," tulis Pifer.

Selain itu, pandangan Putin yang tak mengakui kedaulatan Ukraina menjadi alasan lain invasi dilakukan.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami