search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keseringan Rebahan dan Mager Seharian, Awas Kena Diabetes
Senin, 14 November 2022, 11:48 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Keseringan Rebahan dan Mager Seharian, Awas Kena Diabetes

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Menjamurnya kedai kopi di Indonesia saat ini menandakan gaya hidup orang zaman sekarang yang tak lepas dari kebiasaan minum kopi. Namun alih-alih minum kopi murni yang diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, anak milenial zaman sekarang lebih memilih untuk minum kopi yang ditambahkan gula, susu dan krimer. 

Kebiasaan itulah yang disebut-sebut menyebabkan jumlah penderita diabetes di usia muda meningkat. Dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi endokrin metabolik diabetes Wismandari Wisnu mengatakan pola hidup adalah salah satu faktor risiko dari penyakit diabetes. Menurutnya, pola hidup memegang peranan jauh lebih penting dibandingkan faktor genetik.

"Pola hidup anak muda sekarang yang rata-rata tidak sehat itu sangat memengaruhi mereka mengalami diabetes lebih dini. Itu yang ternyata sangat berperan lebih besar dibanding [faktor] keturunan," ujar Wismandari saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/11).

Jadi walaupun Anda orang tua memiliki riwayat penyakit diabetes dan Anda tetap menjalani pola hidup yang sehat, Wismandari mengatakan penyakit diabetes akan terjauh dari diri Anda. Namun sebaliknya, jika orang tua tidak memiliki riwayat diabetes dan Anda menjalani pola hidup yang sangat sedentari, penyakit diabetes tentunya akan menghantui Anda.

Wismandari pun mengatakan sebagian besar pengidap diabetes di Indonesia berusia 40-60 tahun. Namun, saat ini usia pengidapnya menjadi lebih muda. Hal tersebut diungkapkannya menjadi salah satu hal yang mengkhawatirkan.

"Usia berapapun saat ini bisa berisiko [terkena diabetes] selama dia gaya hidupnya sangat sedentari," ucapnya.

Gaya hidup sedentari adalah kondisi di mana seseorang kurang bergerak, tidak berolahraga dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan duduk dan berbaring. Dengan kata lain, mager (males gerak).

Jika dilakukan dalam jangka panjang, gaya hidup sedentari dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan dan dipercaya menjadi salah satu penyebab endemik obesitas di seluruh dunia.

Melansir Medlineplus, memiliki gaya hidup sedentari bisa menjadi salah satu penyebab banyak penyakit kronis. Dengan tidak berolahraga secara teratur, Anda meningkatkan risiko:

  • obesitas,
  • penyakit jantung atau serangan jantung,
  • tekanan darah tinggi,
  • stroke,
  • sindrom metabolik,
  • diabetes tipe 2,
  • berbagai macam kanker seperti kanker usus besar, kanker payudara dan kanker rahim,
  • osteoporosis, dan
  • depresi dan kecemasan.

Memiliki gaya hidup tidak banyak bergerak juga diketahui dapat meningkatkan risiko kematian dini.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami