Rusia Ultimatum Ukraina, Beri Dua Pilihan 'Sederhana'
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memberi ultimatum kepada Ukraina untuk memenuhi proposal Moskow, termasuk menyerahkan wilayah yang saat ini dikuasai Rusia. Jika tidak, tentara Kremlin akan 'memutuskan' masalah tersebut.
"Proposal kami untuk demiliterisasi dan denazifikasi wilayah yang dikendalikan oleh rezim, penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia yang berasal dari sana, termasuk tanah baru kami, sudah diketahui musuh," kata Lavrov, sebagaimana dilaporkan kantor berita TASS, dikutip Selasa (27/12/2022).
"Intinya sederhana: penuhi untuk kebaikanmu sendiri. Jika tidak, masalah ini akan diputuskan oleh tentara Rusia."
Ancaman ini muncul sehari setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan terbuka untuk pembicaraan. Namun, Kyiv dan sekutu Baratnya menolak tawaran Putin untuk berbicara. Kyiv sendiri mengatakan akan berjuang sampai Rusia mundur dari wilayahnya.
Putin melancarkan serangan ke Ukraina sejak 24 Februari. Ia menyebutnya sebagai "operasi khusus" untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina, yang menurutnya merupakan ancaman bagi Rusia. Kyiv dan Barat mengatakan serangan Putin hanyalah perampasan tanah imperialis.
Moskow merencanakan operasi cepat untuk mengambil alih tetangganya saat perang memasuki bulan ke-11. Ini ditandai dengan banyak kemunduran pasukan Rusia di medan perang Rusia dan keberhasilan pertahanan Ukraina di sebagian besar wilayahnya.
Dalam serangan terbaru untuk mengungkap celah dalam pertahanan udara Rusia, sebuah drone yang diyakini milik Ukraina menembus ratusan kilometer melalui wilayah udara Rusia pada Senin. Ini menyebabkan ledakan mematikan di pangkalan utama pembom strategisnya.
Sementara Moskow pada Senin mengatakan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang diyakini milik Ukraina, menyebabkannya jatuh di pangkalan udara Engels, di mana tiga tentara tewas. Sebuah drone yang dicurigai menyerang pangkalan yang sama pada 5 Desember.
Pangkalan tersebut, lapangan udara utama bagi para pengebom yang menurut Kyiv telah digunakan Moskow untuk menyerang infrastruktur sipil Ukraina, berjarak ratusan mil dari perbatasan Ukraina. Pesawat yang sama juga dirancang untuk meluncurkan rudal berkemampuan nuklir sebagai bagian dari pencegahan strategis jangka panjang Rusia.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net