2022, Rabies di Jembrana Catat 201 Kasus
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Di awal tahun 2023 di bulan Januari telah terjadi gigitan anjing di Kabupaten Jembrana. Dari sejumlah korban yang mengalami gigitan anjing, diketahui merupakan anjing yang berisiko.
"Total ada 4 otak sampel anjing yang diambil petugas Keswan-Kesmevet Jembrana. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium. Maka hasilnya masih menunggu uji dari BBVet di Denpasar," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan-Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa.
Awal tahun 2023 telah ditemukan sejumlah gigitan anjing, tetapi dari gigitan tersebut ada yang berisiko dan ada yang tidak juga berisiko.
"Beberapa gigitan anjing, tapi yang kategori berisiko kita ambil langkah dengan mengambil sampel otak anjing tersebut," ujarnya.
Lanjut Widarsa, selama 10 hari berjalan di bulan Januari ini sedikitnya ada 4 sampel otak anjing yang diambil tersebar di sejumlah lokasi di wilayah Jembrana. Empat sampel itu diambil lantaran dianggap berisiko.
"Anjing yang gigitan berisiko, ada 4 sampel yang kita ambil," tuturnya.
Selanjutnya sampel otak anjing tersebut bakal dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk dilakukan uji laboratorium. Hingga nanti tinggal menunggu hasil uji apakah positif maupun negatif.
"Besok kita akan kirim sampelnya ke BBVet," tegasnya.
Pada Tahun 2022 di Kabupaten Jembrana untuk diketahui kasus anjing rabies sangatlah tinggi, sebanyak 201 kasus. Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana berupaya untuk menekan angka kasus rabies dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan melakukan vaksinasi massal terutama di wilayah zona merah rabies.
Editor: Robby
Reporter: bbn/jbr