Disbud Telusuri Sejarah dan Siapa yang Berstana pada Dua Pura di Badung
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung sedang melakukan proses penyusunan, penggalian informasi dan data-data berkaitan dengan sejarah 2 Pura di Kabupaten Badung diantaranya; Pura Batu Ngaus di Desa Cemagi dan Pura Penataran Sekar Mukti di Desa Petang, Badung.
Penggalian informasi dan data dilakukan dalam upaya pelestarian dan untuk mengetahui sejarah berdirinya serta siapa berstana di Pura setempat.
"Karena, masih baru kita sementara baru mengambil 2 sampel Pura saja. Dua Pura ini antara lain meliputi Pura Batu Ngaus di Daerah Cemagi dan Pura Penataran Sekar Mukti di Desa Petang, Badung," ungkap Kepala Bidang Sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Ni Nyoman Indrawati saat ditemui di Puspem Kabupaten Badung, Selasa (6/6/2023) di Sempidi, Badung.
Saat ini, kata dia, telah dilakukan mulai dari penjajakan, penyusunan dan penggalian data dan informasi di tengah masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di sekitar daerah berdirinya Pura yang menjadi contoh.
"Sedang proses sudah penjajakan awal dan masih sedang penyusunan dan penggalian data dan informasi ke para tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahuinya. Kemudian kita carikan literaturnya sekarang baru sedang disusun sehingga belum jadi. Target sekitar 4 bulanan penjajakan kemarin bulan Mei, mungkin September akhir baru bisa ready," paparnya.
Tujuan dilakukan kegiatan ini guna mengetahui sejarah guna mengetahui siapa berstana di Pura dan akan dijadikan sampel pengalian data.
"Kita mengetahui Pura, tetapi kalau tidak mengetahui sejarahnya lama-kelamaan masyarakat kita tidak mengetahui terbentuknya Pura, atau siapa yang berstana disana. Maka, hal ini perlu kita gali kembali," jelasnya.
Dirinya mengaku, untuk penyusunan Purana memerlukan banyak waktu. Bukan hanya sekedar bertanya saja akan tetapi harus mencari literatur mana saja yang terkait.
"Literatur itu bukan buku. Kalau buku susah. Mungkin karena, angka, tahun pasti masih tahun tahun abad ke dua ribu. Kita mencari literatur naskah kuno lontar-lontar. Siapa tahu ada literatur yang lebih bertahun lebih tua lagi seperti prasasti mungkin itu akan lebih didahulukan," paparnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini Dirinya mengaku hanya terkendala SDM yang sekarang masih memakai tim praktisi seperti Ketut Sudarsana dari Desa Kapal dan I Nyoman Sukada dari Desa Mengwi Badung. Dua orang tim lainnya akan membantu teknis penyusunan pengetikan.
"Kita mungkin perlu tenaga kesejarahan akademisi yang belum punya. Ya, mungkin tahun depan kita akan kerja sama dengan akademisi. Untuk merekrut kita tidak memiliki wewenang karena, itu wewenang pusat," pungkas Indrawati.
Editor: Robby
Reporter: bbn/aga