Topan Saola dilaporkan telah mencapai di wilayah selatan China pada Sabtu (2/9). Badai ini menyebabkan sekitar 900 ribu warga terpaksa mengungsi ke tempat aman.

Pada Jumat (1/9), sebanyak 780 ribu orang di Guangdong dipindahkan dari daerah berisiko terdampak Topan Saola, begitu pula 100.000 orang lainnya di provinsi Fujian. Lebih dari 80 ribu kapal nelayan juga berlomba kembali ke pelabuhan demi menghindari topan tersebut.

Dikutip dari AP News, Biro Meteorologi Provinsi Guangdong mengatakan badai dahsyat itu melanda distrik terpencil kota Zhuhai, tepat di selatan Hong Kong pada Sabtu (2/9) sekitar pukul 3.30 pagi waktu setempat.

Badai ini diperkirakan akan bergerak ke arah barat daya di sepanjang pantai Guangdong dengan kecepatan sekitar 17 kilometer per jam, lalu secara bertahap melemah sebelum menuju ke laut.

Selain warga yang mengungsi, topan ini membuat sebagian besar wilayah Hong Kong dan wilayah pesisir selatan China lainnya menghentikan aktivitas bisnis, transportasi, dan sekolah.

Topan ini mengakibatkan para pekerja saat ini tinggal di rumah dan siswa di berbagai kota menunda awal tahun ajaran hingga minggu depan.

Selain itu, perdagangan di pasar saham Hong Kong juga ditangguhkan serta ratusan orang terdampar di bandara setelah sekitar 460 penerbangan dibatalkan pada Jumat (1/9).

Otoritas kereta api di daratan China juga menghentikan semua kereta yang memasuki atau meninggalkan provinsi Guangdong dari Jumat (1/9) malam hingga Sabtu (2/9) malam.

Observatorium Hong Kong telah mengeluarkan peringatan badai nomor 10, peringatan tertinggi berdasarkan sistem cuaca kota tersebut. Ini merupakan peringatan nomor 10 pertama sejak Topan Super Mangkhut melanda Hong Kong pada 2018.

Observatorium tersebut mengatakan Saola yang datang dengan kecepatan angin maksimum mencapai 195 kilometer per jam berada pada titik terdekatnya dengan Hong Kong sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Badai ini kemudian menyusuri sekitar 30 kilometer selatan distrik perbelanjaan kota Tsim Sha Tsui.

Dinding mata badai Topan Saola diketahui bergerak melintasi kota dalam semalam, yang menimbulkan ancaman besar terhadap wilayah tersebut.

Pada Sabtu pagi, Observatorium Hong Kong menyebut kecepatan angin maksimum telah turun menjadi 145 kilometer per jam.

Observatorium tersebut memperingatkan akan terjadinya banjir besar di wilayah pesisir dan mengatakan ketinggian air maksimum mungkin sama dengan ketika Mangkhut menghancurkan pohon dan mengoyak bangunan-bangunan di kota tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)