search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penurunan Volume Air Bendungan Palasari Diperburuk Penebangan Liar di Sekitar
Rabu, 4 Oktober 2023, 14:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Penurunan Volume Air Bendungan Palasari Diperburuk Penebangan Liar di Sekitar.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

BPBD Jembrana melakukan inspeksi dan evaluasi terhadap dampak kekeringan di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya. Fokus utama adalah Bendungan Palasari yang merupakan sumber air vital bagi wilayah sekitarnya.

I Putu Agus Artana Putra, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, memberikan informasi bahwa volume air di Bendungan Palasari semula mencapai 8 juta meter kubik. Namun, karena adanya sedimentasi, kini tinggal 7 juta meter kubik. 

Dampak dari kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah menyebabkan perkiraan jumlah debit air di bendungan saat ini hanya sekitar 230.000 meter kubik. Penurunan volume air ini terjadi sejak dua bulan lalu, sejak bulan Agustus hingga sekarang.

Selain memberi dampak pada Bendungan Palasari, penurunan volume air juga berpengaruh pada pertanian di sekitarnya. Ada 10 subak yang bergantung pada pasokan air dari bendungan. 

Biasanya, air dibuka secara bergiliran antara blok barat dan timur. Namun, sekarang, hanya 3 Subak pada Blok Barat, yaitu Subak Mertasari, Subak Pulemerta, dan Subak Pecatusari, yang masih dapat menerima suplai air dari bendungan.

Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, Gede Sugianta, menjelaskan bahwa selama musim kemarau, penurunan air di Bendungan Palasari terjadi secara rutin. 

Keadaan ini semakin memburuk dengan adanya aktivitas perambahan hutan dan penebangan pohon liar di sekitar kawasan bendungan. Penebangan liar ini mengakibatkan berkurangnya debit air yang masuk ke bendungan.

Sugianta menegaskan bahwa masalah serupa juga terjadi di Bendungan Benel, meskipun tidak separah di Bendungan Palasari. Dia mengimbau masyarakat untuk menghentikan praktik penebangan liar di sekitar kawasan bendungan demi menjaga ketersediaan air di Jembrana.

Di sisi lain, I Gede Nasa/Nanu, seorang warga dan pemerhati hutan, menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya penebangan liar di wilayah hutan Ekasari/Palasari dan beberapa hutan lain di Kecamatan Melaya. Dia berharap tindakan tegas akan diambil terkait masalah ini. 

"Penebangan liar bahkan sudah dilakukan dengan menggunakan mesin secara sembarangan. Ini sungguh memprihatinkan," ungkapnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami