Prabowo-Gibran Menang, De Gadjah: Sampah TPA Suwung Diolah Jadi Listrik Plus Wisata Rekreasi
beritabali/ist/Prabowo-Gibran Menang, De Gadjah: Sampah TPA Suwung Diolah Jadi Listrik Plus Wisata Rekreasi.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah menjanjikan pengolahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar Selatan yang lebih efisien dengan mengubahkan menjadi energi listrik sekaligus tempat wisata rekreasi.
Hal ini sebagai konkrit mengatasi persoalan sampah klasik bertahun-tahun di TPA Suwung yang terus menumpuk tanpa dikelola lebih lanjut. Terlebih posisi TPA yang dekat dengan yang dekat di Bandara International I Gusti Ngurah Rai akan berpengaruh pada wajah pariwisata Bali.
Tidak hanya itu, pada bulan Oktober 2023 lalu, TPA Suwung mengalami kebakaran. Asapnya menyebar ke mana-mana dan berdampak pada aktivitas masyarakat.
Pengelolaan sampah, kata De Gadjah idealnya seperti Copen Hill Energy Plant (CEP) atau Amager Bakke di Denmark di mana pengelolaan sampah bisa diubah menjadi energi.
Didukung oleh teknologi terdepan, pabrik ini bisa membakar 35 ton sampah per jam dan memotong emisi hingga 99,5%. Ini merupakan perwujudan ambisi Copenhagen untuk menjadi kota karbon netral pertama di dunia pada tahun 2025.
Melihat fakta yang terjadi tentang TPA Suwung, De Gadjah mengatakan apabila Prabowo-Gibran menang, pihaknya akan memperjuangkan agar TPA Suwung dapat dikelola lebih baik sehingga dapat menjadi kawasan yang bersih bahkan menjadi penghasil energi dan kawasan pariwisata baru di wilayah Bali Selatan.
“Pengelolaan TPA Suwung yang merupakan TPA terbesar di Bali ini sebenarnya hanya perlu sebuah political willI, komitmen dari para pemangku kebijakan atau pengambil keputusan untuk dapat mewujudkannya,” ujarnya di Posko Kemenangan Prabowo-Gibran Bali, Rabu (6/12/2023).
Untuk diketahui, Amager Bakke merupakan salah satu pabrik pengolahan sampah paling canggih di dunia. Sebuah fasilitas inovatif yang mengubah sampah menjadi sumber listrik untuk masyarakat setempat. Bangunan ini menelan biaya pembangunan sekitar $650 juta atau sekitar Rp10 triliun dirancang oleh firma arsitektur Denmark BIG.
Fasilitas ini bukan hanya sekadar tempat pengelolaan sampah biasa, tapi sebuah pembangkit listrik yang mampu mengubah 440.000 ton sampah menjadi listrik untuk 150.000 rumah di sekitarnya.
Baca juga:
TPA Suwung: Itu Hanya 'Joke'">Jaya Negara Klarifikasi Soal Sayembara Turunkan Hujan di TPA Suwung: Itu Hanya 'Joke'
“Kebetulan juga disekitar TPA Suwung, ada Indonesia Power. Apabila TPA Suwung dapat dikelola sebagaimana Amager Bakke, kita yakin supply Listrik di Bali dapat dilakukan secara Mandiri. Karena selama ini kebutuhan listrik di Bali sekitar 350 MW masih di supply dari Luar Bali,” yakinnya.
Lebih lanjut De Gadjah mengatakan, selain dapat dikelola sebagai pembangkit listrik, bonus yang akan didapat adalah pengelolaan kawasan sebagai Daerah Pariwisata. Disebutnya beberapa TPA di Indonesia juga sudah sukses mengelola TPA nya menjadi kawasan Wisata Edukasi.
Bahwa image TPA yang kotor, kumuh, bau dan jorok dapat diubah menjadi kawasan yang bersih dan nyaman. Hal serupa juga diterapkan pada Amager Bakke yang menjadi daya tarik utama di Copenhagen dengan menawarkan taman ski buatan, dinding panjat buatan, restoran, dan bar apres-ski.
“Keberhasilan proyek ini memberikan inspirasi bagi Bali atau pulau-pulau wisata lainnya untuk menggunakan teknologi serupa dalam pengelolaan sampah guna mendukung keberlanjutan lingkungan," sebut Ketua DPD Gerindra Bali itu.
"Gunungan sampah yang terlihat dari pantauan udara karena lokasi TPA Suwung yang berada di jalur utama Airport dan tempat wisata akan menjadi lebih bersih dan indah apabila dikelola dengan baik. Dengan pengelolaan sampah yang terintegrasi diharapkan Bali dapat memiliki satu komando management pengelolaan sampah," tandasnya.
Namun, sebelum dibangun, kata De Gadjah untuk mengatasi persoalan sampah dari hulunya, perlu juga dimaksimalkan fungsi dari Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di lingkup Desa / Kecamatan di Bali. Sehingga pemilahan sampah dari unit-unit tersebut bisa ditangani lebih efektif, efisien dan bernilai lebih.
Editor: Robby
Reporter: Gerindra Bali