search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keluarga Israel Ngamuk Usai IDF Tembak Mati 3 Sandera Hamas
Senin, 18 Desember 2023, 10:27 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Keluarga Israel Ngamuk Usai IDF Tembak Mati 3 Sandera Hamas

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Keluarga di Israel yang kerabatnya menjadi sandera Hamas murka usai pasukan pertahanan Israel (IDF) menembak mati tiga tawanan kelompok perlawanan Palestina tersebut.

IDF menyatakan pasukan mereka membunuh tiga tawanan Hamas pada Jumat (15/12). Mereka menyebut para tawanan itu membawa bendera putih dan berteriak minta tolong dalam bahasa Ibrani.

Berita pembunuhan tawanan ini memicu protes di Israel. Para keluarga sandera cemas orang yang mereka cintai akan menjadi korban berikutnya.

"Yang kami dapat lagi dan lagi hanya sandera yang tewas," kata anak yang ayahnya masih disandera, Noam Perry, ke AFP, Sabtu.

Perry mengungkapkan permintaan keluarga sandera bukan seruan melawan pemerintah, tetapi pembebasan sandera dalam kondisi hidup seperti yang mereka gemborkan selama ini.

"Ini adalah seruan yang akan dibuat siapa pun jika itu adalah ayah mereka. Pertimbangkan lah kami dan buatlah rencana sekarang (untuk negosiasi)," imbuh dia.

Kerabat sandera lain yang anaknya masih menjadi tawanan Hamas, Ruby Chen, merasa dipermainkan dan harap-harap cemas soal nasib sang putra.

"Kami merasa seperti berada dalam permainan rolet Rusia (mencari tahu) siapa yang akan menjadi orang berikutnya yang diberi tahu tentang kematian orang yang dicintai," kata Chen

Chen merasa dibohongi lantaran tentara Israel yang menyatakan operasi darat akan membawa kembali para korban penculikan dalam keadaan hidup.

"Tidak berhasil. Karena sejak saat itu, para korban penculikan terlihat kembali, namun tidak banyak yang hidup. Sudah saatnya anggapan tersebut diubah," ujar dia.

Hamas menyandera sekitar 250 orang usai melancarkan serangan dadakan di selatan Israel.

Israel lalu merespons dengan melancarkan agresi dan mendeklarasikan perang ke Hamas. Mereka menggempur habis-habisan Gaza.

Akibat gempuran Israel, ratusan ribu rumah penduduk hancur, puluhan rumah sakit tak beroperasi, dan korban tewas nyaris 19.000 jiwa.

Komunitas internasional lalu menyerukan gencatan senjata kembali di Gaza mengingat situasi kian krisis.

Israel dan Hamas sempat sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

Salah satu poin kesepakatan ini yakni pertukaran tahanan.

Usai kesepakatan damai berakhir, Israel kembali menyerang Gaza. Pemerintahan Benjamin Netanyahu mengklaim mereka tak akan berhenti perang sampai Hamas musnah dan semua sandera kembali.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami