search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Disebut Berupaya Bujuk Netanyahu Supaya Tunda Invasi Rafah Gaza
Kamis, 21 Maret 2024, 07:22 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/AS Disebut Berupaya Bujuk Netanyahu Supaya Tunda Invasi Rafah Gaza

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Amerika Serikat disebut berupaya mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda invasi militer ke Rafah, Jalur Gaza, Palestina.

Mengutip dua pejabat AS yang terlibat pembicaraan, media Negeri Paman Sam, Axios, melaporkan bahwa desakan itu akan disampaikan ketika delegasi Israel datang ke Washington pekan depan.

Dua pejabat itu mengatakan Presiden Joe Biden saat ini sedang mempertimbangkan dua alternatif yang akan disampaikan kepada delegasi Israel, menurut Al Jazeera.

Pertama, meminta Israel menunda operasi militer di Rafah dan fokus menstabilkan situasi kemanusiaan di Gaza utara.

Situasi di Gaza Utara disebut semakin memburuk, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan potensi terjadinya wabah kelaparan akut yang "akan segera terjadi".

Rencana ini akan melibatkan pembangunan tempat penampungan bagi warga sipil yang dievakuasi dari Rafah.

Kedua, Biden juga disebut ingin meminta Israel fokus mengamankan sisi perbatasan Mesir dengan Gaza sebagai bagian dari rencana bersama AS-Mesir-Israel untuk menghancurkan terowongan di bawah perbatasan dan menciptakan infrastruktur untuk mencegah penyelundupan senjata ke Gaza.

Dorongan dari AS ini muncul ketika Washington dan beberapa negara Barat sekutu Israel lainnya juga semakin khawatir dengan langkah yang diambil Netanyahu dalam menyikapi agresi di Gaza.

Jerman hingga Inggris bahkan telah mengutarakan kekhawatiran dan ketidaksetujuan atas rencana Israel melancarkan invasi ke Rafah.

Biden juga telah mewanti-wanti Netanyahu bahwa serangan ke Rafah akan menjadi sebuah kesalahan.

Namun, Netanyahu tak menghiraukan desakan komunitas internasional yang makin menguat dan berencana ingin tetap menggempur beberapa daerah pertahanan terakhir warga Gaza, seperti kota Rafah.

"Tekanan internasional sebesar apa pun tidak akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, melepaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman terhadap Israel," kata Netanyahu dalam pertemuan dengan kabinetnya pada Minggu (17/3).

Alih-alih mempercepat negosiasi gencatan senjata, Israel justru memblokade bantuan kemanusiaan di berbagai wilayah Jalur Gaza. Ini menjadi perhatian khusus bagi komunitas internasional.

Per Rabu (20/3), sebanyak 31.819 warga Palestina tewas imbas agresi brutal Israel sejak 7 Oktober lalu. Lebih dari 70 persen korban tewas itu anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, sebanyak 73.943 orang lainnya terluka imbas agresi Israel tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami