Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comKetika Ibu-ibu Menjadi Sekaa Gong Saat Perayaan Waisak di Vihara Amurva Bhumi
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Hari Suci Waisak 2568 BE/2024 digelar di Vihara Amurva Bhumi Blahbatuh. Dalam perayaan, hadir ibu-ibu yang tergabung dalam Sekaa Gong Githa Pertiwi. Mereka memainkan gamelan saat acara puncak Waisak dihadapan umat dan tokoh suci.
Ibu-ibu tersebut memainkan gamelan mengenakan kebaya putih dan kamen serta selendang merah. Tabuh yang dimainkan tampak kompak dan memukau umat yang hadir.
Adapun puncak perayaan Waisak di Amurva Bhumi yakni pada Kamis (23/5/2024) pukul 21.52 pada detik ke-42 dipimpin Romo Made Suardana. Kemudian dilanjutkan upacara Pradaksina umat mengelilingi halaman Vihara sebanyak 3 kali.
"Prosesi pradaksina ini bertujuan untuk memohon keselamatan serta kesehatan kepada sang Budha kemudian dilanjutkan dengan prosesi Darmasala atau persiapan doa dan meditasi yang dilaksanakan di pelataran Budha atau Gedung serbaguna untuk berdoa bersama merayakan detik-detik hari raya Tri Suci Waisak," jelas Romo.
Sementara itu, makna Waisak untuk memperingati 3 peristiwa. Yakni hari lahir Sidharta Gotama (calon Buddha Gautama), momen Sidharta mendapatkan pencerahan ilmu, dan hari mangkatnya Buddha.
Kalangan umat Buddha menyebut Waisak sebagai Hari Raya Trisuci Waisak. Karena hal itu untuk memperingati tiga peristiwa penting, pertama, kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
Kedua, petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna di Bodh pada tahun 588 SM. Ketiga, wafatnya Buddha Gotama (Maha Parinibbana) di Kusinara.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
