search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mulai Merebak, Tercatat 144 Kasus Flu Singapura di Buleleng
Kamis, 20 Juni 2024, 20:43 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mulai Merebak, Tercatat 144 Kasus Flu Singapura di Buleleng.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kasus penyakit Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki dan mulut yang sering disebut flu Singapura banyak ditemukan di Kabupaten Buleleng

Pada enam bulan terakhir tercatat 144 kasus yang ditemui pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 10 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat terjadi pada remaja dan dewasa.

Direktur RSUD Kabupaten Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan fisik dari gejala dan keluhan pasien dari data fasilitas pelayanan kesehatan sejak awal Januari 2024 ditemukan penyakit Flu Singapura tersebar pada sejumlah pelayanan Kesehatan dan Rumah Sakit di Kabupaten Buleleng.

"Jadi kita menyimpulkan penyakit Flu Singapura dari gejala klinis. Jumlahnya lumayan banyak, dari Dinas Kesehatan mencatat hampir ratusan tapi kita di RSUD ini sekitar empat kasus. Terhadap permasalahan ini kita tetap akan memberikan pelayanan yang maksimal,” ungkap Direktur RSUD Arya Nugraha.

Dalam upaya penanganan terhadap pasien Flu Singapura, dr. Arya Nugraha lebih memberikan terapi supportif, melalui pemberian nutrisi dan vitamin termasuk juga menyiapkan fasilitas rawat inap bila diperlukan.

"Penyakit Flu Singapura tidak memerlukan antivirus tapi perlu diberikan terapi supportif untuk menurunkan demam, mual, dan mengatasi batuk dan pilek. Kita juga dukung dengan nutrisi dan vitamin," ujarnya menambahkan.

Arya Nugraha menjelaskan, Flu Singapura merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi strain coxsackievirus dan yang paling sering adalah jenis A16. Virus tersebut menyerang jaringan di bagian mulut, sekitar amandel dan sistem pencernaan. Dampaknya adalah timbul tanda berupa lepuhan atau luka pada mulut serta ruam di tangan dan kaki. 

“Penyakit ini cepat menular jika tidak dilakukan pencegahan secara cepat dan tepat. Penyebarannya sangat cepat,” ungkapnya.

Untuk diketahui, penyebaran virus HFMD atau Flu Singapura ini dapat melalui kontak kulit, udara pernapasan, cairan dari blister (benjolan kecil) atau tinja penderita, serta makan dan minum bersama. Penularan juga dapat terjadi melalui cairan atau droplet dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin, mengeluarkan air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.

Gejala yang timbul umumnya ringan seperti demam, munculnya demam yang berlangsung 1- 2 hari, rash atau ruam pada kulit dan benjolan kecil di telapak kaki, tangan, dan mukosa mulut. Selain itu, penderita HFDM juga mengalami kurang nafsu makan, lesu, dan nyeri tenggorokan. Sehingga butuh asupan makanan yang tidak terlalu keras dan mudah dicerna.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami