Respons Israel Soal Hamas Ingin Gencatan Senjata
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pejabat Israel buka suara usai pemimpin Hamas Yahya Sinwar menyatakan ingin gencatan senjata untuk Jalur Gaza, Palestina.
Dia membeberkan kemungkinan reaksi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal ajakan gencatan senjata ini.
"Tak seorangpun tahu apa yang diinginkan Bibi [panggilan akrab Netanyahu]," kata pejabat itu, dikutip CNN, Minggu (11/9).
Sumber tersebut juga mengatakan para pejabat AS sementara itu telah menjelaskan ke rekan merek di Israel sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Salah satu suara kuat di Israel Forum Sandera dan Keluarga Hilang juga telah meminta Israel dan Hamas gencatan senjata.
"Kesepakatan adalah satu-satunya jalan untuk membawa pulang semua sandera. Waktu hampir habis. Para sandera tidak punya apa-apa lagi. Kesepakatan harus ditandatangani sekarang!", demikian rilis resmi forum itu.
Di saat yang sama, mitra koalisi Netanyahu telah memperjelas mereka tak ingin Israel membuat kesepakatan dengan Hamas.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyebut usulan kesepakatan gencatan senjata sebagai kesepakatan penyerahan diri.
"Saya minta Perdana Menteri untuk tak terjebak dalam perangkap ini dan tidak menyetujui perubahan, bahkan yang terkecil, dari garis merah yang baru saja ia tetapkan, dan hal itu juga sangat bermasalah." ujar Smotrich di X.
Masa depan politik Netanyahu sangat bergantung dengan mitra koalisinya . Beberapa telah mengancam akan meninggalkan pemerintahan dan menyebabkan keruntuhan jika dia menyetujui kesepakatan itu.
Al Jazeera melaporkan Hamas meminta para mediator untuk menyajikan rencana berdasarkan pembicaraan sebelumnya, proposal yang diajukan AS.
"[Kami ingin rencana] berdasarkan proposal gencatan senjata [Presiden AS Joe] Biden pada 31 Mei, kerangka kerja yang ditetapkan mediator pada 6 Mei dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2375," demikian pernyataan Hamas di Telegram.
Lebih lanjut, Hamas menyatakan proposal itu ditanggapi dengan keji dan penolakan oleh Israel.
Keinginan Hamas muncul saat negosiasi baru soal gencatan senjata akan digelar pada 15 Agustus mendatang. Mereka sempat menolak usul ini, beberapa hari kemudian mengirim rilis soal sikap Hamas.
Gencatan senjata yang diinginkan kelompok ini merupakan proposal AS.
Proposal tersebut mencakup pertukaran tahanan, evakuasi pasukan Israel dari Gaza, dan pembangunan kembali daerah yang hancur imbas serangan pasukan Zionis.
Proposal itu juga menawarkan penerapan tiga tahap. Pertama, gencatan senjata akan berlangsung selama enam pekan dan akan diperpanjang hingga kesepakatan akhir tercapai.
Fase kedua, pihak-pihak akan diberi waktu untuk negosiasi lebih lanjut untuk mencapai penghentian permanen permusuhan. Ketiga, rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza dan mengembalikan seluruh sandera ke keluarga.
Israel-Hamas belum mencapai gencatan senjata dan negosiasi kerap buntu. Topik yang biasanya panas soal pertukaran tahanan hingga rentang waktu gencatan senjata. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net