search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
15 Anggota Keluarga di Gaza Tengah Tewas Akibat Serangan Israel
Minggu, 18 Agustus 2024, 12:12 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/15 Anggota Keluarga di Gaza Tengah Tewas Akibat Serangan Israel

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sebanyak 15 anggota keluarga Palestina yang mengungsi di sebuah gudang di wilayah Az-Zawayda, Gaza tengah, tewas akibat serangan udara pasukan militer Israel pada Sabtu (17/8).

Juru bicara pertahanan sipil di Gaza, Mahmoud Basal, mengungkapkan 15 anggota keluarga yang tewas itu termasuk sembilan anak-anak dan tiga perempuan dari keluarga Al-Ejlah. Selain itu, terdapat satu korban tewas lagi sehingga total menjadi 16 orang.

"Kebakaran besar terjadi, membakar semua yang ada di gudang itu, sementara anak-anak tercabik-cabik. Upaya penyelamatan masih terus dilakukan untuk mencoba menemukan lebih banyak jenazah," kata wartawan Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum.

Ia menjelaskan ada tiga rudal Israel yang menyerang gudang hingga menewaskan keluarga Al-Ejlah. Kepala keluarga yang bernama Sami, istrinya, ibunya, dan semua anaknya tewas dalam serangan tersebut.

"Ada tingkat frustasi dan kesedihan yang besar. Jenazah-jenazah itu sekarang berbaris di kamar mayat RS Al-Aqsa, sementara keluarga bersiap untuk menguburkan mereka, lapor Azzoum.

Abdalhadi Al-Ejlah, sepupu korban, menceritakan lebih lanjut soal keluarganya yang tewas akibat serangan Israel. Keluarga Sami disebut mengungsi dari kota Gaza ke gudang miliknya di Az-Zawayda untuk menjalankan bisnisnya.

Ia menambahkan Sami merupakan laki-laki yang aktif dalam kegiatan amal. Abdalhadi juga menegaskan bahwa keluarganya itu tidak memiliki keterlibatan dalam politik.

"(Sami) orang terhormat yang menjalankan bisnis kecil di industri daging beku dan aktif dalam kegiatan amal," ujar Abdalhadi Al-Ejlah.

"Keluarga itu tidak terlibat dalam politik," tambahnya.

Serangan terhadap keluarga Al-Ejlah ini terjadi setelah terjadi perundingan gencatan senjata yang berlangsung di Doha, Qatar.

Dalam rancangan proposal itu ada sejumlah persyaratan baru yang didorong Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Namun, kelompok Hamas menolak syarat baru yang diajukan Israel.

Kepada AFP, sumber Hamas membocorkan syarat yang mereka tolak adalah keinginan Israel untuk mempertahankan pasukan di wilayah Gaza. Israel juga ingin tetap memegang kendali di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.

Tak cuma itu, Negara Zionis juga menuntut hak veto atas tahanan-tahanan Palestina yang akan dipertukarkan, memiliki hak mendeportasi beberapa tahanan Palestina dibanding memulangkan tahanan tanpa peradilan itu ke negaranya.

Di sisi lain, Hamas menuntut gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pemulangan normal para pengungsi, serta kesepakatan pertukaran tahanan.

Sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang Palestina yang mayoritas terdiri dari anak-anak dan perempuan. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami