search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bukan Cuaca, Pengamat Beber Penyebab Naiknya Golput di Pilkada Bali
Rabu, 4 Desember 2024, 09:25 WITA Follow
image

beritabali/ist/Bukan Cuaca, Pengamat Beber Penyebab Naiknya Golput di Pilkada Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali mengungkapkan, hujan deras yang melanda sejumlah wilayah Bali pada hari pemungutan suara Pilkada 2024 bulan lalu diduga menjadi salah satu faktor menghalangi pemilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Cuaca buruk disebut membuat sejumlah pemilih kesulitan menuju TPS, sehingga berdampak pada rendahnya partisipasi pemilih.

Namun hal ini dibantah oleh pengamat yang juga Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pendidikan Nasional (FISIP Undiknas), I Nyoman Subanda. Menurutnya, tingkat partisipasi pemilih yang menurun lebih disebabkan oleh fenomena golput politik, bukan semata-mata akibat cuaca buruk.

"Akan tetapi, banyak pemilih merasa tidak tertarik dengan pilihan calon yang ada.Beberapa pemilih bahkan menyatakan bahwa calon-calon yang muncul tidak cukup meyakinkan atau belum memiliki visi yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat," bebernya, Selasa (3/12/2024) di Denpasar.

Dirinya menyebutkan, di beberapa titik di kota Denpasar dan daerah Bali lainnya justru cuaca cerah saat pemungutan suara. Selain itu, Subanda juga menyoroti faktor lain seperti, kesibukan sehari-hari yang membuat banyak pemilih tidak sempat menggunakan hak pilihnya. 

"Ya saya rasa kecil faktornya jika hujan menjadi penyebab utama turunnya partisipasi pemilih," ucapnya.

Subanda menegaskan bahwa, jika memang terjadi penurunan partisipasi pemilih, hal itu bukan kesalahan penyelenggara atau pemerintah, melainkan lebih kepada tanggung jawab partai politik. 

"Partai politik harus lebih selektif dalam memilih calon yang dapat mewakili kehendak masyarakat. Pemilihan calon yang kurang tepat dapat berpengaruh pada rendahnya elektabilitas, yang akhirnya mempengaruhi partisipasi pemilih," bebernya.

Ke depan, Subanda menilai bahwa partai politik harus melakukan proses seleksi dan kaderisasi yang lebih baik untuk menghasilkan calon pemimpin yang berkualitas, yang bisa memahami dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami