search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lukisan Intuitif Susiawan Gali Pemahaman Tentang Kanda Pat
Jumat, 27 Desember 2024, 22:41 WITA Follow
image

beritabali/ist/Lukisan Intuitif Susiawan Gali Pemahaman Tentang Kanda Pat.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebuah pameran seni yang menampilkan karya-karya mendalam dan intuitif dari seniman terkemuka Susiawan digelar Sudakara ArtSpace dengan mengusung tema "Bridges of Light,". 

Pameran ini merayakan lebih dari empat dekade eksplorasi kreatif, mencakup keinginan seniman dalam melukis intuitif dan permainan bayangan, Pameran dimulai 27 Desember 2024 hingga 5 Februari 2025 di Sudamala Resort, Sanur, Kota Denpasar.

Asli dari Solo, Jawa Tengah, Susiawan telah menghabiskan hidupnya untuk memadukan seni dengan pendidikan, khususnya dalam mendorong kreativitas pada anak-anak, terutama dari latar belakang kurang mampu. 

Karya-karyanya merupakan manifestasi dari misinya yang menghubungkan seni, budaya, dan lingkungan dengan cara yang intim.

Bertumpu pada tradisi spiritual Nusantara, terutama budaya Jawa dan Bali, "Bridges of Light" menggali pemahaman Susiawan tentang "Kanda Pat" empat saudara spiritual yang membimbing dan melindungi kita sepanjang hidup, dari kelahiran hingga kematian. 

"Melalui lukisan intuitifnya, Susiawan menyalurkan energi kuat dari konsep kuno ini, menciptakan karya karya visual yang mencerminkan kedalaman spiritual dan keterhubungan dalam perjalanan eksistensi manusia," jelas sang istri Susan Allen.

Lebih lanjut, Susan saat mendampingi sang suami menyebutkan, pameran ini juga menyoroti keterlibatan mendalam Susiawan dengan seni tradisional wayang kulit, yang telah dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai budaya dan benua. 

"Wayang kulit, sebagai bentuk seni yang memadukan cahaya dan bayangan, menyampaikan cerita-cerita yang penuh kebijaksanaan, pengajaran, dan refleksi," ujarnya.

Sebagai seni komunal, wayang kulit mengingatkan kita bahwa meskipun menghadapi kesulitan, cahaya harapan selalu ada, membimbing kita keluar dari kegelapan menuju transformasi.

"Karya Susiawan adalah perayaan atas kekuatan seni yang abadi untuk menyatukan, menyembuhkan, dan menginspirasi," ucapnya.

Pameran ini menjanjikan pengalaman transformatif yang mendorong dialog, kreativitas, dan refleksi, mengundang para pengunjung untuk menemukan cahaya batin mereka sendiri.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami